Denpasar (Antaranews Bali) - Direktur Kantor Pariwisata Kota Marseille, Prancis Maxime Tissot mengaku pihaknya tertarik untuk menjajaki kerja sama atau sinergi dibidang pariwisata yang saling menguntungkan dengan Bali.
"Saya ingin menjajaki kerja sama dalam meningkatkan kunjungan wisatawan antara Bali dengan Marseille, Prancis, karena potensi pariwisata yang dimiliki Marseille dan Bali terlihat kunjungan wisatawan terus meningkat," kata Maxime saat bertemu dengan anggota DPD-RI Gede Pasek Suardika di Renon, Denpasar, Bali, Sabtu malam.
Ia mengajak Bali bekerja sama di sektor pariwisata, termasuk juga dibidang kapal pesiar. Pihaknya pun telah siap menerima Bali untuk belajar tentang sistem pelabuhan kapal pesiar di Marseille.
Menurut dia, Kota Marseille dengan jumlah penduduk satu juta jiwa, dalam setahun dikunjungi sebanyak tujuh juta wisatawan mancanegara, sehingga sangat strategis untuk melakukan promosi pariwisata di Marseille.
"Kami akan siapkan satu tempat berupa anjungan tentang informasi Bali, begitu pun sebaliknya, kami minta satu aningan yang memuat informasi pariwisata Kota Marseille," ucap Maxime, sembari mengaku pihaknya juga telah bertemu dengan Bali Tourism Board (BTB) untuk membahas kerja sama ini.
Sementara itu, anggota DPD-RI Gede Pasek Suardika yang juga fasilitaror tersebut mengatakan dengan adanya kerja sama ini, maka akan mampu menekan biaya promosi pariwisata.
"Mereka untung, kita pun juga untung. Karena orang berlibur tidak mungkin ke satu tempat itu saja. Apalagi jumlah kunjungan wisatawan ke sana 700 persen lebih banyak dari jumlah penduduknya yang hanya satu juta orang," kata politisi asal daerah pemilihan Bali.
Kerja sama terkait anjungan yang memuat informasi pariwisata tersebut, kata Pasek Suardika yang akrab dipanggil GPS, langkah sangat sederhana yang harus dilakukan kedua belah pihak, karena masing-masing pemerintah akan mendanai anjungan itu dan hasilnya dipakai silang.
"Mereka sudah menerima ide tersebut. Dan sekarang tinggal pemerintah disini menanggapinya. Bahkan mereka menawarkan kita jika ingin belajar pengelolaan pelabuhan khusus pariwisata, mereka siap memfasilitasinya," ucapnya seraya mengatakan, sebelumnya GPS telah melakukan kunjungan kerja ke Kota Marseille bersama rombongan DPD-RI.
Pengelolaan pelabuhan khusus pariwisata di Marseille, kata GPS, sangat baik. Karena begitu wisatawannya turun, langsung disambut berbagai agenda wisata, sehingga secara tidak langsung membuat para wisatawan menjadi tertarik untuk berkunjung maupun berbelanja kesana.
"Wisatawan yang datang dengan 'cruise line' sendiri pasti level atas. Karena tidak sembarangan yang ikut, dan pasti spend money yang tinggi," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Saya ingin menjajaki kerja sama dalam meningkatkan kunjungan wisatawan antara Bali dengan Marseille, Prancis, karena potensi pariwisata yang dimiliki Marseille dan Bali terlihat kunjungan wisatawan terus meningkat," kata Maxime saat bertemu dengan anggota DPD-RI Gede Pasek Suardika di Renon, Denpasar, Bali, Sabtu malam.
Ia mengajak Bali bekerja sama di sektor pariwisata, termasuk juga dibidang kapal pesiar. Pihaknya pun telah siap menerima Bali untuk belajar tentang sistem pelabuhan kapal pesiar di Marseille.
Menurut dia, Kota Marseille dengan jumlah penduduk satu juta jiwa, dalam setahun dikunjungi sebanyak tujuh juta wisatawan mancanegara, sehingga sangat strategis untuk melakukan promosi pariwisata di Marseille.
"Kami akan siapkan satu tempat berupa anjungan tentang informasi Bali, begitu pun sebaliknya, kami minta satu aningan yang memuat informasi pariwisata Kota Marseille," ucap Maxime, sembari mengaku pihaknya juga telah bertemu dengan Bali Tourism Board (BTB) untuk membahas kerja sama ini.
Sementara itu, anggota DPD-RI Gede Pasek Suardika yang juga fasilitaror tersebut mengatakan dengan adanya kerja sama ini, maka akan mampu menekan biaya promosi pariwisata.
"Mereka untung, kita pun juga untung. Karena orang berlibur tidak mungkin ke satu tempat itu saja. Apalagi jumlah kunjungan wisatawan ke sana 700 persen lebih banyak dari jumlah penduduknya yang hanya satu juta orang," kata politisi asal daerah pemilihan Bali.
Kerja sama terkait anjungan yang memuat informasi pariwisata tersebut, kata Pasek Suardika yang akrab dipanggil GPS, langkah sangat sederhana yang harus dilakukan kedua belah pihak, karena masing-masing pemerintah akan mendanai anjungan itu dan hasilnya dipakai silang.
"Mereka sudah menerima ide tersebut. Dan sekarang tinggal pemerintah disini menanggapinya. Bahkan mereka menawarkan kita jika ingin belajar pengelolaan pelabuhan khusus pariwisata, mereka siap memfasilitasinya," ucapnya seraya mengatakan, sebelumnya GPS telah melakukan kunjungan kerja ke Kota Marseille bersama rombongan DPD-RI.
Pengelolaan pelabuhan khusus pariwisata di Marseille, kata GPS, sangat baik. Karena begitu wisatawannya turun, langsung disambut berbagai agenda wisata, sehingga secara tidak langsung membuat para wisatawan menjadi tertarik untuk berkunjung maupun berbelanja kesana.
"Wisatawan yang datang dengan 'cruise line' sendiri pasti level atas. Karena tidak sembarangan yang ikut, dan pasti spend money yang tinggi," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018