Denpasar (Antaranews Bali) - Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar akan menyelenggarakan festival, dalam upaya mengembangkan aktivitas dan kreativitas para siswa yang bertajuk "Go Green" pada 5-7 Oktober 2018.

Kepala SD Public School Komang Denpasar, Edi Putra disela persiapan festival itu di Denpasar, Rabu, mengatakan ajang festival untuk mewadahi berbagai kegiatan kreasi dan kreativitas siswa tingkat SD, baik dalam bidang akademis maupun non-akademis.

"Semua ajang dalam festival tersebut dikemas dalam pengembangan seni, budaya serta sebagai ajang edukasi dan wadah kegiatan kemanusiaan seperti donor darah dan tali kasih," ujarnya.

Edi Putra mengatakan, dalam festival tersebut yang kedua kalinya ini bertajuk pada alam, karena mengandung makna kembali ke alam yang diaplikasikan melalui anak-anak.

Dia lebih lanjut mengatakan dari tema tersebut menonjolkan bahan bambu sebagai media utama dalam BPS Festival II tersebut. Bahkan dalam pembukaan juga akan pementasan kesenian Barong Ket yang berbahan daun bambu.

Tidak hanya itu, Edi Putra mengaku bahan utama dengan media bambu sengaja dipilih untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa bambu adalah resapan air yang paling baik. Bambu, juga sangat mampu menahan air, bahkan sumber air terbanyak ada di bambu.

"Sesuai dengan arahan Wali Kota Denpasar, maka kami harus membuat serapan air atau biopori. Langkah ini sebagai upaya menyelamatkan alam dan krisis air sehingga harus membuat daerah resapan," ujarnya.

Edi Putra menambahkan, BPS Festival 2018 sangat unik, karena melibatkan orang tua dan anak- anak menjadi panitia. Bahkan piala bagi juara dalam kegiatan BPS Festival 2018 juga menggunakan bahan bambu. Yang paling berbeda adalah kegiatan ini akan ada reunian para alumni pada 6 Oktober 2018.

Ketua Panitia Festival I Gusti Putu Widiana mengatakan BPS Festival selain menggelar seni budaya juga dilaksanakan berbagai kegiatan, seperti lomba mengelola bahan bekas, jalan sehat, donor darah dan lain sebagainya.

Dalam BPS Festival 2018 pihaknya juga menyediakan 33 anjungan untuk anak-anak untuk menjual hasil kreatifitasnya, satu anjungan untuk penyandang disabilitas dan empat anjungan untuk panitia.

Widiana mengaku dalam festival tersebut, pihaknya tidak melihat hasil dari penjualan. Namun yang paling dipentingkan adalah hasil kreatifitas anak-anak sehingga mereka memiliki kemampuan untuk wirausahawan.

Selain itu ke depan hasil dari BPS Festival ini diharapkan mampu menjadi seorang pencipta. "Dalam Festival ini juga akan menggalang dana, dan akan disumbangkan untuk bencana gempa tsunami di Palu," ujarnya. (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018