Benoa (Antaranews Bali) - Puluhan dokter spesialis, tim medis dan relawan yang akan memberikan pelayanan kesehatan bagi warga korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, berangkat ke Palu dari Provinsi Bali dengan menumpang KRI Rumah Sakit dr. Soeharso
"Kapal rumah sakit KRI dr Soeharso 990 ini membawa 93 personil ke Palu dengan misi membantu warga Palu dan Donggala dalam pelayanan kesehatan akibat bencana gempa dan tsunami beberapa waktu lalu," kata Laksamana Pertama TNI AL, dr I Dewa Gede Nalendra Jaya Iswara di Benoa, Denpasar, Selasa.
Dia mengatakan tim kesehatan itu merupakan gabungan dari para dokter spesialis dan relawan dari Rumah Sakit Soetomo, Unair, Unhas dan Universitas Indonesia, Andalas dan Universitas Medan.
"Para dokter spesialis yang siap membantu pelayanan kesehatan warga Palu yang ikut berlayar bersama KRI dr Soeharso ini di antaranya dokter spesialis bedah tulang, dokter spesialis anestesi dan dokter spesialis bedah umum, dokter spesialis bedah digestif," ujarnya.
Menurut dia pengerahan KRI dr Soeharso beserta dokter spesialis ini dilakukan, karena sejumlah rumah sakit di Palu dan Donggala sudah tidak dapat digunakan untuk melakukan pelayanan kesehatan atau tindakan operasi, sehingga rumah sakit terapung ini bisa menjadi rumah sakit rujukan untuk warga yang membutuhkan bantuan kesehatan.
"Kami ingin berbuat sesuatu untuk masyarakat, terutama bagi warga yang mengalami masalah kesehatan traumatologi akibat menyelamatkan diri dari gempa dan tsunami," katanya sembari menerangkan bahwa kapal KRI dr Soeharso ini dahulunya bernama KRI Tanjung Dalpele 972.
Untuk fasilitas kesehatan yang dimiliki KRI dr Soeharso, menurut Nalendra sudah sangat mempuni karena sudah terdapat ruang Unit Gawad Darurat, lima kamar operasi, ruang rawat inap pasien yang berkapasitas 40 orang, laboratorium, poliklinik gigi, poliklinik mata, ruang rongen, USG, ruang perawatan intesnif (ICU), klinik ibu bersalin, apotik dan sejumlah fasilitas lainnya.
"Target kami bagaimana bisa melakukan bantuan operasi kepada korban bencana minimal di atas 25 orang dalam satu hari, karena jumlah tim yang cukup memadai," katanya.
Ia juga menerangkan, KRI dr Soeharso juga memiliki ruangan pasca operasi, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk mendapat pelayanan kesehatan khusunya warga yang mengalami trauma akibat jatuh dari ketinggian saat gempa dan kasus lainnya.
"Tim kami bisa mengerjakan ini, karena kami juga membawa dokter konsultan yang bisa menangani warga yang mengalami trauma tulang belakang akibat meloncat dari ketinggian akibat bencana itu," kata Nalendra. (WDY).
Video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kapal rumah sakit KRI dr Soeharso 990 ini membawa 93 personil ke Palu dengan misi membantu warga Palu dan Donggala dalam pelayanan kesehatan akibat bencana gempa dan tsunami beberapa waktu lalu," kata Laksamana Pertama TNI AL, dr I Dewa Gede Nalendra Jaya Iswara di Benoa, Denpasar, Selasa.
Dia mengatakan tim kesehatan itu merupakan gabungan dari para dokter spesialis dan relawan dari Rumah Sakit Soetomo, Unair, Unhas dan Universitas Indonesia, Andalas dan Universitas Medan.
"Para dokter spesialis yang siap membantu pelayanan kesehatan warga Palu yang ikut berlayar bersama KRI dr Soeharso ini di antaranya dokter spesialis bedah tulang, dokter spesialis anestesi dan dokter spesialis bedah umum, dokter spesialis bedah digestif," ujarnya.
Menurut dia pengerahan KRI dr Soeharso beserta dokter spesialis ini dilakukan, karena sejumlah rumah sakit di Palu dan Donggala sudah tidak dapat digunakan untuk melakukan pelayanan kesehatan atau tindakan operasi, sehingga rumah sakit terapung ini bisa menjadi rumah sakit rujukan untuk warga yang membutuhkan bantuan kesehatan.
"Kami ingin berbuat sesuatu untuk masyarakat, terutama bagi warga yang mengalami masalah kesehatan traumatologi akibat menyelamatkan diri dari gempa dan tsunami," katanya sembari menerangkan bahwa kapal KRI dr Soeharso ini dahulunya bernama KRI Tanjung Dalpele 972.
Untuk fasilitas kesehatan yang dimiliki KRI dr Soeharso, menurut Nalendra sudah sangat mempuni karena sudah terdapat ruang Unit Gawad Darurat, lima kamar operasi, ruang rawat inap pasien yang berkapasitas 40 orang, laboratorium, poliklinik gigi, poliklinik mata, ruang rongen, USG, ruang perawatan intesnif (ICU), klinik ibu bersalin, apotik dan sejumlah fasilitas lainnya.
"Target kami bagaimana bisa melakukan bantuan operasi kepada korban bencana minimal di atas 25 orang dalam satu hari, karena jumlah tim yang cukup memadai," katanya.
Ia juga menerangkan, KRI dr Soeharso juga memiliki ruangan pasca operasi, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk mendapat pelayanan kesehatan khusunya warga yang mengalami trauma akibat jatuh dari ketinggian saat gempa dan kasus lainnya.
"Tim kami bisa mengerjakan ini, karena kami juga membawa dokter konsultan yang bisa menangani warga yang mengalami trauma tulang belakang akibat meloncat dari ketinggian akibat bencana itu," kata Nalendra. (WDY).
Video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018