Denpasar (Antara Bali) - Rancang bangun (desain) tempat duduk atau bangku murid sekolah dasar, SMP dan SLTA, perlu dirancang senyaman mungkin dengan menekankan aspek estetika dan desain interior.

"Wujudkan rancang bangun tempat duduk dan bangku yang mampu memberikan kenyamanan bagi anak didik, baik terkait organ tubuh, otot dan peredaran darah," kata I Gusti Ngurah Ardana (57), dosen  Fakultas Seni Rupa dan Disain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) di Denpasar, Jumat.

Ia menyampaikan hal itu saat mempertahankan disertasi untuk meraih gelar doktor bidang desain interior berjudul "Aplikasi Ergo-desain interior pembelajaran meningkatkan kinerja pada pembelajaran SMPN 3 Abiansemal, Kabupaten Badung".

Di hadapan tim penguji yang terdiri atas sembilan guru besar yang dipimpin Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof Dr dr AA Raka Sudewi SP.S itu disebutkan, kenyamanan organ tubuh dalam proses belajar mengajar itu mampu menekan keluhan anak didik, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan.

Rancang bangun yang artistik dari sudut desain interior diharapkan bisa dikembangkan dalam dunia pendidikan di Bali dan di Indonesia pada umumnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Hasil penelitian dan pengkajian yang dilakukan di SMPN 3 Abiansemal, Kabupaten Badung, mampu mengurangi keluhan mata sekitar 44,76 persen, keluhan  muskuloskeletal 50,98 persen, kelelahan 52,80 persen, kebosanan hanya 14,17 persen dan kenyamanan meningkat 62,61 persen.

Upaya itu dilakukan dengan merancang tempat duduk dan bangku, serta pembangunan ruangan belajar yang aman dan nyaman, dengan ventilasi udara yang sejuk.

Ngurah Ardana yang meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan itu menambahkan, sumber daya manusia yang bermutu akan dapat menciptakan peluang pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.

SDM bermutu hanya dihasilkan oleh sekolah yang bermutu pula, karena prestasi dan kompetensinya semakin kompleks.

"DI Amerika Serikat sebagai negara maju di bidang ilmu pengetahuan dan industri tidak pernah berhenti mereformasi sekolahnya agar tetap terkemuka di bidang ilmu pengetahuan dan industri," ujar Ngurah Ardana di hadapan tim penguji yang beranggotakan sembilan guru besar Unud dan ISI Denpasar.

Penguasaan teknologi dan pasar global menciptakan peluang pertumbuhan dan kesejahteraan keluarga, organisasi dan masyarakat secara menyeluruh.

Oleh sebab itu Kementerian Pendidikan Nasional melalui program akreditasi dan wajib belajar (wajar) sembilan tahun berupaya meningkatkan mutu pendidikan dan SDM di Indonesia.

Dalam kurun waktu lima tahun setiap sekolah wajib meningkatkan status akreditasi yang diperoleh sebelumnya. Sekolah milik pemerintah (negeri) wajib menyukseskan wajar sembilan tahun.

Lebih-lebih yang dalam satu desa hanya ada satu sekolah, harus bisa memprioritaskan semua warga usia wajib belajar untuk menikmati pendidikan dasar, ujar Ngurah Ardana.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011