Badung (Antaranews Bali) - Bupati Badung, Bali, I Nyoman Giri Prasta, berkomunikasi melalui saluran "teleconference" dengan sejumlah pemuda asal Kabupaten Badung yang mengikuti program magang program pertanian ke Jepang.
"Program magang dalam bidang pertanian ini tidak lepas piDalam teleconference tersebut, Bupati Giri Prasta berkomunikasi dengan peserta magang dari tiga lokasi di Jepang. Mereka adalah Ni Made Pungki bersama Kadiskominfo Badung, I Wayan Weda Dharmaja dari lokasi Perkebunan Nira Omitama.
Sselanjutnya, Bupati Giri Prasta berbincang dengan Kadisperinnaker, IB Oka Dirga bersama siswa magang I Kadek Mega Suragatanu dari Perkebunan Hokota dan I Made Wastika yang magang di peternakan sapi perah dan I Kadek Marchus Adiputra peserta magang di peternakan babi dari Peternakan Omitama.
Kadiskominfo Badung, Weda Dharmaja melalui "teleconference" melaporkan, program magang tersebut adalah salah satu upaya transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan dari petani Jepang kepada siswa magang.
"Sesampainya di Jepang, saya bersama Kadisperinnaker, Oka Dirga juga sudah menghdap KBRI setempat. Dan selanjutnya kami melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi magang," ujarnya.
Kadisperinnaker Oka dirga mengatakan, program itu merupakan implementasi dari salah satu skala prioritas Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) yang pada 2017 lalu mengirim lima orang delegasi dan pada 2018 ada tujuh delegasi.
"Pada tahun 2018 dari 60 peserta yang mengikuti seleksi lolos tujuh orang. Seleksi yang sangat ketat oleh pemilik pertanian, perkebunan, dan peternakan. Magang dilaksanakan selama tiga tahun dengan harapan setelah tiga tahun mereka dapat kembali ke Badung dan menjadi pengusaha mandiri. Jadi, saat berada di Jepang mereka bekerja sambil belajar," ujarnya.
Peserta magang, Ni Made Pungki Diantari mengatakan, dirinya sudah menjalani masa magang di perkebunan nira selama lima bulan.
"Disini saya belajar dari proses pembibitan, pemupukan, panen, hingga pengepakan tanaman. Terima kasih pak Bupati Giri Prasta atas kesempatan yang diberikan kepada saya," katanya.
Peserta magang lain, Made Wastika menjelaskan, di Jepang dirinya belajar seputar peternakan sapi perah. Mulai dari pembibitan, pakan, penggemukan, hingga proses produksi susu.
"Semuanya menggunakan teknologi sejenis robot, sehingga benar-benar praktis dan saya berharap ilmu yang saya dapatkan disini dapat diaplikasikan di wilayah Badung Utara nantinya ketika saya pulang," ujarnya.
Mendengar penjelasan tersebut, Bupati Giri Prasta mengatakan, pihaknya cukup senang mendengar laporan dan pengalaman yang didapat oleh para siswa magang dan ia juga berterima kasih kepada Pemerintah Jepang yang telah memberi kesempatan generasi milenial Badung untuk belajar.
"Saya berpesan agar para siswa belajar tekun, sehingga pulang ke Badung bisa membangun pertanian. Kalian juga harus jujur, dispilin dan harus kerja. Yang terpenting, jauhi narkoba dan jangan sampai salah pergaulan," ujarnya. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Program magang dalam bidang pertanian ini tidak lepas piDalam teleconference tersebut, Bupati Giri Prasta berkomunikasi dengan peserta magang dari tiga lokasi di Jepang. Mereka adalah Ni Made Pungki bersama Kadiskominfo Badung, I Wayan Weda Dharmaja dari lokasi Perkebunan Nira Omitama.
Sselanjutnya, Bupati Giri Prasta berbincang dengan Kadisperinnaker, IB Oka Dirga bersama siswa magang I Kadek Mega Suragatanu dari Perkebunan Hokota dan I Made Wastika yang magang di peternakan sapi perah dan I Kadek Marchus Adiputra peserta magang di peternakan babi dari Peternakan Omitama.
Kadiskominfo Badung, Weda Dharmaja melalui "teleconference" melaporkan, program magang tersebut adalah salah satu upaya transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan dari petani Jepang kepada siswa magang.
"Sesampainya di Jepang, saya bersama Kadisperinnaker, Oka Dirga juga sudah menghdap KBRI setempat. Dan selanjutnya kami melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi magang," ujarnya.
Kadisperinnaker Oka dirga mengatakan, program itu merupakan implementasi dari salah satu skala prioritas Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) yang pada 2017 lalu mengirim lima orang delegasi dan pada 2018 ada tujuh delegasi.
"Pada tahun 2018 dari 60 peserta yang mengikuti seleksi lolos tujuh orang. Seleksi yang sangat ketat oleh pemilik pertanian, perkebunan, dan peternakan. Magang dilaksanakan selama tiga tahun dengan harapan setelah tiga tahun mereka dapat kembali ke Badung dan menjadi pengusaha mandiri. Jadi, saat berada di Jepang mereka bekerja sambil belajar," ujarnya.
Peserta magang, Ni Made Pungki Diantari mengatakan, dirinya sudah menjalani masa magang di perkebunan nira selama lima bulan.
"Disini saya belajar dari proses pembibitan, pemupukan, panen, hingga pengepakan tanaman. Terima kasih pak Bupati Giri Prasta atas kesempatan yang diberikan kepada saya," katanya.
Peserta magang lain, Made Wastika menjelaskan, di Jepang dirinya belajar seputar peternakan sapi perah. Mulai dari pembibitan, pakan, penggemukan, hingga proses produksi susu.
"Semuanya menggunakan teknologi sejenis robot, sehingga benar-benar praktis dan saya berharap ilmu yang saya dapatkan disini dapat diaplikasikan di wilayah Badung Utara nantinya ketika saya pulang," ujarnya.
Mendengar penjelasan tersebut, Bupati Giri Prasta mengatakan, pihaknya cukup senang mendengar laporan dan pengalaman yang didapat oleh para siswa magang dan ia juga berterima kasih kepada Pemerintah Jepang yang telah memberi kesempatan generasi milenial Badung untuk belajar.
"Saya berpesan agar para siswa belajar tekun, sehingga pulang ke Badung bisa membangun pertanian. Kalian juga harus jujur, dispilin dan harus kerja. Yang terpenting, jauhi narkoba dan jangan sampai salah pergaulan," ujarnya. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018