Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Peternakan Provinsi Bali mengatakan pelaku usaha di daerah itu berpeluang bisa memperluas pasar ekspor bibit ayam
karena pengelolaannya sesuai standar internasional termasuk melalui pendampingan dari pemerintah.

"Kami dorong pengusaha memanfaatkan potensi ini apalagi Bali daerah pariwisata internasional," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Putu Sumantra di Denpasar, Jumat. 

Akses penerbangan internasional yang cukup banyak di Bali, kata dia, turut mendukung ekspansi ekspor khususnya bibit ayam ke sejumlah negara. 

Menurut dia, pemerintah daerah memberikan pendampingan termasuk penilaian untuk pengelolaan peternakan unggas. Sejumlah hal menjadi perhatian diantaranya pakan ternak, kondisi lingkungan kandang, bio sekuriti, kedapatan jumlah ternak, hingga penataan wilayah budidaya.

Penataan itu dilakukan agar ternak atau unggas satu sama lain tidak saling bercampur yang berpotensi mengganggu kesehatan hewan ternak. Dengan pengawasan dan pembinaan berkala, ia mengharapkan dapat membuka peluang pelaku usaha ternak di Bali untuk ekspansi pasar. 

Pihaknya mendukung langkah perusahaan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Regional Bali dan Nusa Tenggara yang mengawali ekspor bibit ayam petelur perdana tahun ini ke Timor Leste. 

Perusahaan itu, kata dia, merupakan satu dari tiga perusahaan peternakan atau pembibitan unggas atau ayam besar di Bali yang juga potensial membuka pasar ekspor. 

Sementara itu, General Manager PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Regional Bali dan Nusa Tenggara I Nengah Suardana mengatakan selain Timor Leste, pihaknya akan menyasar pasar negara tetangga lainnya. Negara yang dalam tahap penjajakan itu di antaranya Papua Nugini, China, Jepang dan Fiji. 

"Kami optimis bisa memperluas pasa ekspor. Dengan ekspor ke Timor Leste ini artinya kualitas kami sudah standar internasional," ucapnya. (ed)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018