Amlapura (Antaranews Bali) - Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali menggelar Festival Subak II  mengusung tema "Tri Hita Karana" Harmoni Jagat Semesta, di Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem, 1-3 September.
   
Keterangan dari Humas Pemkab Karangasem yang diterima di Amlapura, Minggu, menyebutkan kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu diharapkan mampu mendukung pengembangan sektor pertanian dan minat bertani bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
   
Acara pembukaan festival tersebut diisi dengan Penandatanganan Piagam Komitmen Dewi Nawa Satya Karangasem The Spirit of Bali oleh 14 Kepala organisasi perangkat daerah (OPD), yang  dihadiri  Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dan Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa .
   
Kegiatan tersebut juga disaksikan  Kepala Balai Besar Pendidikan dan Latihan Penyuluhan Pertanian Malang, Kreno, mewakili Menteri Pertanian; Direktur Perlindungan Tanaman dan Holtikultural Ir. Sri Wijayanti Yusuf M.Agr .SC; dan Konsul Jenderal China Mou Haodong.
   
Sekda Kabupaten Karangasem I Gede Adnya Mulyadi selaku Ketua Panitia Pelaksana  kegiatan tersebut mengatakan,  masalah pertanian di Bali, khususnya Kabupaten Karangasem erat kaitannya dengan  subak yang memiliki  konsepsi Tri Hita Karana, yaitu Prahyangan, Pawongan, dan Palemahan. 
   
Dalam kaitan Festival Subak Karangasem ini, tidak hanya melihat subak dari aspek budaya, namun juga subak dalam aspek penerapan teknologi pertanian. Karena fakta yang ada, penerapan teknologi pertanian belum optimal dan generasi muda tidak begitu tertarik dengan dunia pertanian yang identik dengan kemiskinan. 
   
"Lewat kegiatan Festival subak ini kami akan coba mengangkat potensi pertanian dan pariwisata di Kabupaten Karangasem," ucap Sekda  I Gede Adnya Mulyadi.
     
Melalui kegiatan tersebut meningkatkan pelestarian subak, mengedukasi petani dan masyarakat dalam penerapan teknologi pertanian, mempromosikan hasil-hasil pertanian, menumbuhkan ekonomi kreatif yang berbasis pertanian dan menginisiasi tumbuhnya sinergi pertanian dengan pariwisata. 
   
Peserta Festival Subak Karangasem terdiri dari unsur Perwakilan subak, subak abian, dan kelompok tani di Karangasem, kelompok tani nelayan andalan (KTNA), kelompok wania tani (KWT), pelaku usaha, produsen sarana produksi pertanian dan Komunitas Photograpi Karangasem 
   
Bentuk kegiatan berupa gelar teknologi pertanian, parade budaya pertanian, bursa hasil pertanian, Farm Trips, demo alat mesin pertanian, seminar, Temu usaha, gathering pariwisata pertanian dan  Lomba-lomba di antaranya membuat gebogan, membuat petakut, menangkap belut, mengukir buah, merangkai bunga dan karya tulis dengan tema “Bangga Jadi Petani”.
   
"Sebelum puncak dilaksanakan pula pra festival dengan menghadirkan anak-anak sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA ke lokasi gelar teknologi pertanian untuk memperkenalkan sedini mungkin dunia pertanian dan membangkitkan minat generasi muda pada bidang pertanian," tegas Sekda I Gede Adnya Mulyadi.
   
Festival itu menghadirkan  petani subak tingkat kecamatan se-Karangasem dalam rangka edukasi tentang penerapan teknologi pertanian.
   
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri  mengatakan, pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional karena memiliki kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun tidak Iangsung dalam pencapaian tujuan pembangunan perekonomian nasional. 
   
Sektor pertanian memiliki peran yang sangat strategis khususnya dalam pemantapan ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pendapatan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah peranan sektor pertanian dalam aspek ekologi guna mendukung sumber daya alam, lingkungan hidup, seperti pelestarian sumber daya air. 
   
Fakta menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling tangguh dalam menghadapi krisis dan berjasa dalam menampung pengangguran sebagai akibat krisis ekonomi tahun 1998. 
   
Kabupaten Karangasem merupakan salah satu kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Bali. Luas wilayahnya adalah 83.954 hektare atau 14 persen dari luas Pulau Bali. Sebagian besar wilayahnya didominasi oleh lahan kering dan hanya 7.151 hektare lahan sawah. 
   
Kendati pun wilayah Karangasem didominasi lahan kering, Karangasem memiliki potensi yang luar biasa di bidang pertanian. Tercatat ada 117.578 ekor sapi Bali, ada 8 juta lebih pohon salak berbagai jenis dengan ikon salak gula pasir, ada 1,2 juta lebih pohon mente dan berbagai jenis tanaman pangan dan hortikultura lainnya. Di samping itu, Karangasem juga menyimpan potensi agrowisata yang salah satunya ada di Desa Bugbug ini. 
   
Semua potensi itu belum tergarap secara optimal. Hal ini disebabkan karena beberapa hal di antaranya rendahnya sumber daya manusia petani, ditambah lagi  sebagian besar petani merupakan penduduk kelompok umur di atas 50 tahun dengan produktivitas yang sudah mulai menunjukkan penurunan. 
   
Kurangnya minat generasi muda untuk menggeluti usaha di sektor pertanian, karena terkesan kumuh atau kotor serta dianggap kurang menjanjikan dibandingkan dengan bekerja di sektor jasa lainnya. 
   
"Berangkat dari permasalahan itu, Pemerintah Kabupaten Karangasem menyelenggarakan Festival Subak Karangasem dengan harapan, Subak yang telah menjadi warisan dunia tetap lestari di Kabupaten Karangasem, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi pertanian. Selain itu menumbuhkan minat generasi muda di bidang pertanian, terjadinya transaksi produk-produk hasil pertanian Kabupaten Karangasem, tumbuhnya ekonomi kreatif yang berbasis pertanian dan tumbuhnya sinergi pertanian dengan pariwisata," ujar Bupati  I Gusti Ayu Mas Sumatri.
   
Untuk mewujudkan harapan itu, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, Perlu sinergi antara semua stakeholder. "Karena itu, mari kita satukan langkah, satukan hati, dengan kebersamaan, kerja keras, dan doa kita bersama, semua pasti tercapai. "Pertanian Maju, Rakyat Sejahtera",  "Saya Bangga Jadi Petani,"  ujar Bupati  I Gusti Ayu Mas Sumatri.
   
Bupati Mas Sumatri menekankan, pada momentum yang luar biasa diharapkan mampu  mewujudkan Program Nawa Satya Dharma yang ke 8, yakni mewujudkan pengembangan pariwisata spiritual yang berbasis Desa Adat sekaligus peluncuran  sebuah inovasi yang diberi nama "DEWI (Desa Wisata) Nawa Satya Karangasem The Spirit of Bali". 
   
Inovasi "Dewi Nawa Satya Karangasem The Spirit of Bali" dimaksudkan sebagai sebuah akselerasi atau percepatan dengan mengintegrasikan program dan kegiatan yang ada pada 14 OPD ke dalam Desa Wisata Nawa Satya. "Dewi Nawa Satya Karangasem The Spirit of Bali" juga dimaknai sebagai pengembangan destinasi baru yang memiliki ciri khusus yaitu Desa wisata yang berbasis Desa adat dengan sembilan komitmen yaitu "sapta pesona ditambah spiritual dan berkelanjutan". 
   
Sebagai langkah awal telah dilakukan Penandatanganan Piagam Komitmen Dewi Nawa Satya Karangasem The Spirit of Bali oleh 14 Kepala OPD. (*)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018