Denpasar (Antaranews Bali) - Sanggar Cak Rina yang sudah terkenal dengan aksi panggung para pemainnya yang membawa obor menyala, akan tampil dalam ajang "Bali Mandara Nawanatya III" yang "beradu" dengan siswa SMAN 1 Negara.

"Sanggar Cak Rina dari Banjar Tegeskanginan, Desa Peliatan, Ubud, Kabupaten Gianyar ini, sudah melanglang buana hingga ke luar negeri. Cak yang ditampilkan pun tergolong modern, dengan berbagai sentuhan inovasi, sehingga kami harapkan dapat memotivasi para seniman muda," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, di Denpasar, Kamis.

Sanggar Cak Rina dengan membawa lakon pertempuran Sugriwa-Subali dari epos cerita Ramayana akan disandingkan dalam satu panggung dengan komunitas seni SMAN 1 Negara di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya, Denpasar, pada 1 September 2018 mulai pukul 19.30 Wita.

"Tak jauh berbeda dengan pementasan saat Bali Mandara Mahalango beberapa waktu lalu, dalam pementasan Sabtu (1/9) mendatang, para seniman Cak Rina juga akan kembali pentas dengan ciri khasnya sambil membawa obor menyala, yang pastinya akan sangat menarik untuk disaksikan," ujar Dewa Beratha.

Dia menambahkan, mulai awal September ini, ajang Bali Mandara Nawanatya III-2018 memang kembali dilanjutkan, setelah sempat jeda karena pelaksanaan Pesta Kesenian Bali dan Bali Mandara Mahalango ke-5.

"Ajang seni yang disiapkan Pemprov Bali untuk mewadahi kreativitas seniman muda dan kontemporer ini, selama bulan September ini mengangkat tema Parade Cak Modern. Itu sebabnya, untuk penampilan perdana kami sengaja menampilkan Sanggar Cak Rina," ucapnya didampingi Kabid Kesenian dan Tenaga Kebudayaan Disbud Bali Ni Wayan Sulastriani itu.

Sedangkan setiap akhir pekan berikutnya (Sabtu dan Minggu) selama sebulan penuh, mulai pukul 19.30 Wita akan diisi penampilan komunitas seni dari perwakilan SMA/SMK se-Bali yang sebelumnya telah mendapatkan pembinaan.

"Kalau tahun lalu, dalam sebulan pelaksanaan Parade Cak Modern diisi oleh 10 komunitas seni, maka untuk tahun ini jumlahnya meningkat menjadi 18 komunitas seni, yakni Sanggar Cak Rina dan 17 komunitas seni lainnya dari SMA/SMK," katanya.

Oleh karena namanya Parade Cak Modern, maka Cak yang ditampilkan selama September ini tak hanya menampilkan permainan vokal para pemainnya, sekaligus dikolaborasikan dengan penggunaan alat musik tradisional maupun modern.

"Demikian pula dengan lakonnya, tak hanya menampilkan cuplikan kisah dari Ramayana seperti Cak pada umumnya, tetapi akan mengambil lakon dari cerita rakyat maupun kearifan lokal di masing-masing kabupaten/kota," ucapnya.

Setiap komunitas seni dari SMA/SMK yang pentas Cak Modern tersebut, minimal harus melibatkan 100 orang (di luar penabuh) dan proses pembinaannya sudah dilakukan sejak 10 Agustus lalu dengan langsung terjun ke masing-masing sekolah.

"Kami sangat berharap gelaran Nawanatya kali ini, tak saja mewadahi kreativitas dan inovasi seniman muda, sekaligus dapat membangun wadah kebersamaan, kekompakan, belajar bekerja sama, dan saling mengisi diantara generasi muda di Pulau Dewata. Di samping tentu saja untuk tetap melestarikan kesenian daerah yang adiluhung," kata Dewa Beratha.

Selain itu, dengan sejumlah kesenian yang ditampilkan dalam Bali Mandara Nawanatya, juga untuk memberikan hiburan berbagai kesenian kepada masyarakat Bali dan menjadikan Taman Budaya tetap "berdenyut" sepanjang tahun, serta mengoptimalkan fungsi Taman Budaya sebagai pusat kesenian dan budaya Bali. (ed)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018