Jakarta (Antaranews Bali) - Presiden mengenakan busana adat dari Aceh saat menghadiri upacara peringatan HUT ke-73 RI di Istana Merdeka.
"Ini pakai baju Aceh, negara kita kan ada dan tradisinya banyak sekali, pakaian adat ada ratusan bahkan mungkin ribuan mungkin, jadi banyak pilihan dan yang kita pilih ini," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Jumat.
Busana yang dikenakan berupa beskap hitam dan celana hitam dengan selendang merah kecil yang diselempangkan di bahu kanan, sarung merah yang dipakai di bawah beskap dan tidak lupa tutup kepala berwarna kuning merah serta tanda jasa di dada kanan.
Tahun lalu, Presiden mengenakan pakaian adat dari Tanah Tumbu, Kalimantan Selatan.
"Ini dijahit, dijahit sendiri," tambah Presiden.
Presiden juga membawa cucunya, Jan Ethes Srinarendra yang juga mengenakan baju adat berupa beskap dan sarung kecil. Ethes pun tampak ceria dengan melambaikan tangan serta membuat gerakan "kiss bye" kepada para wartawan.
Mendampingi Presiden, hadir juga putra pertama Presiden Joko Widodo Gibran Rakabuming.
"(Jan Ethes) sudah bisa (ngomong), ditanya saja," kata Presiden kepada para wartawan.
Saat ditanya siapa namanya, Ethes pun menjawab.
"Ethes," kata Ethes pelan.
"Rumahnya di mana?" tanya Presiden.
Tapi kali ini Ethes tampak enggan menjawab pertanyaan kakeknya itu.
"Ngomongnya satu, satu kata. Ini siapa?," tanya Presiden ke Ethes.
"Mbah uwi," jawab Ethes.
Presiden pun berharap di hari kemerdekaan ke-73, bangsa Indonesia dapat menjaga persatuan dan kesatuan.
"Spiritnya saya kira kita harus optimis, membangun kerukunan, persatuan, kesatuan, kita harus memberikan porsi lebih banyak kepada kerukunan, kesatuan, persatuan, karena stabilitas politik, stabilitas keamanan adalah modal paling fundamental dalam membangun negara ini," kata Presiden.
Sedangkan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, menurut Presiden mengenakan baju adat dari Makassar.
Para pejabat negara dalam upacara tersebut juga mengenakan baju adat pilihannya masing-masing, misalnya Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla mengenakan baju adat Bugis, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengenakan baju adat Sikka dari Nusa Tenggara Timur.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengenakan baju adat Sulawesi, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan mengenakan kain ulos batak toba, Ketua DPR Bambang Soesatyo mengenakan baju adat Betawi, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengenakan baju adat batak Mandailing.
Presiden Jokowi menjadi inspektur upacara dalam upacara tersebut, teks proklamasi dibacakan ketua DPR Bambang Soesatyo, pembacaan doa oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy.
Sedangkan Tarrisa Maharani Dewi dari Jawa Barat terpilih sebagai pembawa bendera Merah Putih sedangkan Ruth Celine pembawa duplikat bendera Merah Putih, Kolonel Arhanud Tri Sugiyanto, S.Sos didapuk menjadi Komandan Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Ini pakai baju Aceh, negara kita kan ada dan tradisinya banyak sekali, pakaian adat ada ratusan bahkan mungkin ribuan mungkin, jadi banyak pilihan dan yang kita pilih ini," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Jumat.
Busana yang dikenakan berupa beskap hitam dan celana hitam dengan selendang merah kecil yang diselempangkan di bahu kanan, sarung merah yang dipakai di bawah beskap dan tidak lupa tutup kepala berwarna kuning merah serta tanda jasa di dada kanan.
Tahun lalu, Presiden mengenakan pakaian adat dari Tanah Tumbu, Kalimantan Selatan.
"Ini dijahit, dijahit sendiri," tambah Presiden.
Presiden juga membawa cucunya, Jan Ethes Srinarendra yang juga mengenakan baju adat berupa beskap dan sarung kecil. Ethes pun tampak ceria dengan melambaikan tangan serta membuat gerakan "kiss bye" kepada para wartawan.
Mendampingi Presiden, hadir juga putra pertama Presiden Joko Widodo Gibran Rakabuming.
"(Jan Ethes) sudah bisa (ngomong), ditanya saja," kata Presiden kepada para wartawan.
Saat ditanya siapa namanya, Ethes pun menjawab.
"Ethes," kata Ethes pelan.
"Rumahnya di mana?" tanya Presiden.
Tapi kali ini Ethes tampak enggan menjawab pertanyaan kakeknya itu.
"Ngomongnya satu, satu kata. Ini siapa?," tanya Presiden ke Ethes.
"Mbah uwi," jawab Ethes.
Presiden pun berharap di hari kemerdekaan ke-73, bangsa Indonesia dapat menjaga persatuan dan kesatuan.
"Spiritnya saya kira kita harus optimis, membangun kerukunan, persatuan, kesatuan, kita harus memberikan porsi lebih banyak kepada kerukunan, kesatuan, persatuan, karena stabilitas politik, stabilitas keamanan adalah modal paling fundamental dalam membangun negara ini," kata Presiden.
Sedangkan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, menurut Presiden mengenakan baju adat dari Makassar.
Para pejabat negara dalam upacara tersebut juga mengenakan baju adat pilihannya masing-masing, misalnya Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla mengenakan baju adat Bugis, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengenakan baju adat Sikka dari Nusa Tenggara Timur.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengenakan baju adat Sulawesi, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan mengenakan kain ulos batak toba, Ketua DPR Bambang Soesatyo mengenakan baju adat Betawi, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengenakan baju adat batak Mandailing.
Presiden Jokowi menjadi inspektur upacara dalam upacara tersebut, teks proklamasi dibacakan ketua DPR Bambang Soesatyo, pembacaan doa oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy.
Sedangkan Tarrisa Maharani Dewi dari Jawa Barat terpilih sebagai pembawa bendera Merah Putih sedangkan Ruth Celine pembawa duplikat bendera Merah Putih, Kolonel Arhanud Tri Sugiyanto, S.Sos didapuk menjadi Komandan Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018