Denpasar (Antaranews Bali) - "Ubud Writers and Readers Festival" (UWRF) akan menghadirkan 160 pembicara dari 30 negara termasuk Indonesia pada forum penikmat sastra dan seni tahunan, 24-28 Oktober 2018.

"Mereka merupakan penulis, jurnalis, pegiat, akademisi, seniman, musisi, pelestari alam dan tokoh?penting lainnya yang sudah konfirmasi kehadiran," kata pendiri UWRF Janet DeNeefe di Denpasar, Selasa.

Pihaknya menyebutkan sejumlah nama-nama besar akan hadir pada festival tersebut di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang dijadwalkan hadir dalam panel diskusi bersamaan saat menghadiri konferensi kelautan di Bali.

Selain itu, kata dia, Direktur the Wahid Institute Yenny Wahid, cucu mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela yakni Ndaba Mandela sebagai pendiri Africa Rising Foundation serta seorang penyair legendaris Sapardi Djoko Damono juga turut hadir.

Pembicara lainnya di antaranya penulis Dewi Lestari dan Djenar Maesa Ayu, sineas muda Kamila Andini yang sukses lewat film pemenang penghargaan Sekala Niskala, bersama ayahnya, sutradara kawakan Garin Nugroho akan mengupas sisi menarik industri film nasional.

Penulis naskah drama Hanif Kureishi, novelis asal Inggris berdarah Pakistan Kim Scott, novelis dan esais asal Amerika Serikat Geoff Dyer, pembuat film asal Amerika Serikat berdarah Nigeria Uzodinma Iweala, penulis memoar kelahiran Rwanda Clemantine Wamariya juga turut hadir.

Pegiat lingkungan, jurnalis, pegiat sosial, penulis buku anak-anak hingga pembicara lain dari negara lainnya juga turut memeriahkan festival yang digelar sejak tahun 2004 itu.

Tahun ini, festival mengusung tema "Jagadhita" yang diambil dari filosofi Hindu mengenai kebahagiaan dan kesejahteraan di jagat raya serta?pencarian manusia akan keselarasan hidup dalam konsep tersebut.

"Melalui tema yang direpresentasikan sebagai dunia yang kita ciptakan ini, para pembicara akan mengajak pengunjung festival untuk ikut membedah sisi lain dunia yang telah `dibentuk` manusia," katanya.

Tajuk-tajuk menarik di balik dunia sastra dan budaya, hingga bahasan tentang pelestarian alam, feminisme, politik, spiritual, dan isu global yang berkembang akan dikupas mendalam oleh para ahlinya.

Janet menambahkan Yayasan Mudra Swari Saraswati selaku penyelenggara festival itu juga melakukan penggalangan dana untuk membantu korban gempa bumi Lombok.

Para pembeli tiket bisa menyertakan donasi mereka saat melakukan pembelian tiket dalam jaringan.

"Donasi yang terkumpul akan disalurkan melalui Yayasan IDEP yang saat ini sudah berada di Lombok untuk membantu para korban gempa bumi," katanya.(WDY)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018