Klaten, Jateng (Antaranews Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, berencana akan membangun "Agro Techno Park" (ATP) dengan teknologi nuklir, sebagai pusat penelitian tanaman palawija dan padi terpadu.

"Badung ATP akan mulai dilaksanakan tahun 2019, dengan harapan dapat menunjang peningkatan pertanian terpadu menuju swasembada pangan dan pertanian kontemporer," ujar Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta saat melakukan kunjungan lapangan ke Gedung Fasilitas "Agro Techno Park" Klaten yang sudah berhasil dikembangkan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin.

Bupati Giri Prasta mengatakan, Pemkab Badung sangat berkomitmen mengembangkan sektor pertanian. Hal tersebut merupakan salah satu wujud visi misi dan lima prioritas program pembangunan Badung yakni, pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan papan bagi masyarakat.

"Untuk itu, kami bersama pimpinan DPRD dan anggota Komisi III DPRD Badung, Sekda Badung dan mengajak rekan media serta sejumlah Pekaseh ke Klaten, sebagai rangkaian Pekan Informasi Pembangunan (PIP) Badung 2018 berkunjung ke Klaten untuk belajar pengembangan padi varietas unggul dengan sentuhan teknologi nuklir yang telah berhasil dikembangkan di wilayah Klaten," katanya.

Seperti yang dilakukan Klaten, Pemkab Badung juga akan bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang telah berhasil mengembangkan ATP di sejumlah daerah di Indonesia untuk mengembangkan ATP di Badung.

Selain itu, Pemkab akan bekerja sama dengan para petani khususnya petani di Badung Utara yang nantinya akan memenuhi kebutuhan hotel di wilayah Badung Selatan,".

"Kami akan buatkan Detail Engineering Design (DED) pengembangan "Agro Techno Park" bekerja sama dengan Pemkab Klaten dan selanjutnya akan kami siapkan lahan untuk pembangunan ATP," ujar Giri Prasta.

Sementara itu, Penanggung Jawab "Agro Techno Park" Klaten, Wahyu Hariadi, mengatakan, ATP Klaten mulai dilaksanakan sejak 2015 bekerjasama dengan Batan. ATP mulai dibangun di Desa Sentono, Kecamatan Karangdowo tahun 2016.

ATP tersebut mengembangkan tiga jenis padi varietas unggul yaitu, Impari Sidenuk, Woela dan Cilosari di lahan seluas 10 hektar dan saat ini pengembangan sudah mencapai 187 hektar dengan lahan penangkaran seluas 12 hektar.

"Varietas baru ini mampu menghasilkan 10,5 ton hingga 11 ton per hektar. Dengan keberhasilan pengembangan padi varietas unggul ini, Klaten setiap tahunnya surplus beras mencapai 125 ribu ton," ujar Wahyu Hariadi.

Ia menjelaskan, ATP tersebut dilakukan melalui pendekatan padi, kedelai dan peternakan dengan sistem terpadu berbasis teknologi dan agrowisata.

"Kami di Klaten ATP juga mengadakan pelatihan dan pembibitan varietas padi dan palawija. Setelah mendapatkan benih, baru akan dikembangkan oleh petani. Selain itu, kami juga memiliki fasilitas pembuatan pupuk kompos dan pakan ternak," katanya.

Ia menambahkan, melalui pengembangan tersebut, pihaknya berharap Kabupaten Klaten dapat menjadi daerah suplai benih nasional.

"Selain itu, kami di Agro Techno Park juga akan mengembangkan Pasar Agro Beras dengan beras unggulan Rojolele semi-Organik," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018