Kupang (Antaranews Bali) -Tim arkeolog Univeristas Udayana Bali meneliti relief di dinding Gua Liang Peung, salah satu peninggalan prasejarah di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur melalui Sekretaris Dinas Kominfo Kabupaten Lembata Karolus Kia Burin dari Lewoleba, Minggu, mengatakan penelitian yang dilakukan tim arkeolog dari Bali itu berlangsung dua hari.
Mereka, ujar dia, melakukan penelitian terhadap berbagai relief yang terdapat di Gua Liang Peung.
Selama berada di Gua Liang Peung di Desa Hinga Lamamengi, Kecamatan Omesuri, tim arkelog itu dipimpin Dr Puji Laksmi. Mereka menghitung sejumlah relief ornamen dan pengambilan sampel, seperti tanah, batu, tumbuhan, dan kerang untuk diuji di laboratorium arkeologi.
Para arkeolog juga melakukan wawancara dengan berbagai tokoh masyarakat dan unsur Pemerintah Desa Hinga Lamamengi guna menggali berbagai informasi terkait relief masyarakat yang terdapat Gua Liang Peung, kata Burin.
"Selama dua hari berada di Gua Liang Peung, tim arkeolog menemukan beberapa ornamen manusia dalam bentuk ukuran sedang dan kecil," katanya.
Selain itu, kata Burin, di gua itu juga ditemukan ornamen perahu serta ular berkepala manusia, cecak, dan relief yang diduga pagar.
"Ada beberapa relief yang ditemukan dalam gua itu masih perlu dikaji lagi bentuknya," kata dia.
Menurut Burin yang mengutip pernyataan Dr. Puji Laksmi bahwa ornamen relief di Gua Liang Peung memiliki kesamaan dengan relief yang ditemukan di situs-situs sejarah di Timor Leste.
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, kata Burin, mengapresiasi kedatangan tim arkeolog Udayana, Bali itu, dan berharap penelitian mereka dapat membuka tabir sejarah peradaban masyarakat Lembata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur melalui Sekretaris Dinas Kominfo Kabupaten Lembata Karolus Kia Burin dari Lewoleba, Minggu, mengatakan penelitian yang dilakukan tim arkeolog dari Bali itu berlangsung dua hari.
Mereka, ujar dia, melakukan penelitian terhadap berbagai relief yang terdapat di Gua Liang Peung.
Selama berada di Gua Liang Peung di Desa Hinga Lamamengi, Kecamatan Omesuri, tim arkelog itu dipimpin Dr Puji Laksmi. Mereka menghitung sejumlah relief ornamen dan pengambilan sampel, seperti tanah, batu, tumbuhan, dan kerang untuk diuji di laboratorium arkeologi.
Para arkeolog juga melakukan wawancara dengan berbagai tokoh masyarakat dan unsur Pemerintah Desa Hinga Lamamengi guna menggali berbagai informasi terkait relief masyarakat yang terdapat Gua Liang Peung, kata Burin.
"Selama dua hari berada di Gua Liang Peung, tim arkeolog menemukan beberapa ornamen manusia dalam bentuk ukuran sedang dan kecil," katanya.
Selain itu, kata Burin, di gua itu juga ditemukan ornamen perahu serta ular berkepala manusia, cecak, dan relief yang diduga pagar.
"Ada beberapa relief yang ditemukan dalam gua itu masih perlu dikaji lagi bentuknya," kata dia.
Menurut Burin yang mengutip pernyataan Dr. Puji Laksmi bahwa ornamen relief di Gua Liang Peung memiliki kesamaan dengan relief yang ditemukan di situs-situs sejarah di Timor Leste.
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, kata Burin, mengapresiasi kedatangan tim arkeolog Udayana, Bali itu, dan berharap penelitian mereka dapat membuka tabir sejarah peradaban masyarakat Lembata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018