Denpasar (Antaranews Bali) - Empat seniman "bintang" membawakan tari Mapang Barong dalam unjuk kebolehan pada ajang "Bali Mandara Mahalango V" di Taman Budaya, Denpasar, sebagai upaya memunculkan Kesenian Barong yang berkualitas.

"Kehadiran keempat penari yang sudah ahli di bidangnya ini agar memunculkan kesenian Barong yang berkualitas, sehingga dari? pertunjukan ini diharapkan agar masyarakat dan generasi muda bisa melihat senior-seniornya menari," kata Koordinator `Tari Mapang Barong All Star` Prof Dr I Wayan Dibia di Denpasar, Kamis malam.

Keempat bintang yang unjuk gigi dalam Gelar Seni Klasik Unggulan Barong itu yakni I Made Mahardika (Dedo) bintang penari Barong Batubulan, Putu Bagus Wisnawa bintang Taman Ayun Festival Barong I, I Nyoman Mulyana bintang penari Barong dari Bongkasa Badung sebagai Juara lomba Barong tahun 2000 di Taman Budaya, dan I Made Musliana yang merupakan Juara Festival Barong se-Bali 2005.

Disela-sela pementasan tersebut, Prof Dibia yang juga akademisi di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu melihat fenomena kesenian Barong saat ini sedang mencapai puncaknya.

"Barong yang sekarang ini `kan sedang naik daun dan populer di Bali, karena itu kami memberikan ruang kepada penonton untuk bisa mengapresiasi bintang-bintang dari penari Barong yang selama ini sudah menjadi guru di bidangnya atau yang sudah meraih prestasi dalam ajang perlombaan Barong," ujarnya.

Bagi Dibia, jelas tidak ada kesulitan dalam menggarap tari Mapang Barong All Star ini, sebab Dibia sendiri telah mengetahui kemampuan dari masing-masing penari dan hanya tinggal mencocokkan durasi garapan antara satu penari Mapang Barong dengan penari Mapang Barong lainnya.

"Dengan adanya garapan ini sudah barang tentu generasi muda dapat menikmati kesenian Barong yang luar biasa. Di sini ada unsur edukasinya agar bisa meningkatkan kemampuan mereka dengan melihat kemampuan para senior mereka tampil di tempat ini, sehingga geliat tari Mapang Barong yang lahir sejak 1960-an pun kian ajeg," katanya.

Sementara itu, sekaa tabuh yang mengiringi keempat penari Barong ini berasal dari Banjar Sengguan Desa Singapadu, Sukawati, Kabupaten Gianyar.

"Saya dari Singapadu dan ini sekaa tabuh yang tampil dari banjar saya, mereka telah terbiasa mengiringi tari Mapang Barong dengan gaya yang berbeda-beda," ujar Dibia.

Keempat penari Barong tersebut berasal dari empat generasi yang berbeda, salah satunya yakni Putu Bagus Wisnawa, bintang Taman Ayun Festival Barong I. Wisnawa yang masih berusia 24 tahun ini merasa bahagia dapat bersanding dengan penari Barong yang telah jauh di atas dirinya.

"Senang rasanya bisa ikut menarikan Barong bersama seniman-seniman hebat yang lebih tua dari saya, jadi di sini saya juga bisa belajar lagi dan memperkaya gaya Barong saya," ucap Wisnawa. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018