Denpasar (Antaranews Bali) - Dewan Pengurus Daerah Real Estat Indonesia (REI) Bali menyebutkan pertumbuhan rumah subsidi di Kabupaten Karangasem melambat akibat terdampak peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung. 

"Hampir 80 persen melambat karena daya beli di Karangasem masih 'wait and see' karena terdampak Gunung Agung," kata Ketua DPD REI Bali Pande Agus Permana Widura di Denpasar, Rabu. 

Menurut dia, sebagian besar rumah murah dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Karangasem terserap di Kecamatan Bebandem.

Dengan demikian, target membangun 3.500 unit rumah di Bali dipastikan tidak bisa diwujudkan tahun ini karena terkendala kondisi alam itu khususnya di wilayah Karangasem. 

Hingga saat ini, kata dia, baru sekitar 1.000 unit rumah subsidi yang sudah akad atau ada transaksi dengan perbankan melalui skema kredit pembiayaan rumah (KPR).

Paling banyak, lanjut dia, terserap di Kabupaten Buleleng dan sisanya sebagian kecil di Kabupaten Jembrana. 

Pande mengatakan rumah subsidi di Bali paling laku di Buleleng, Karangasem dan Jembrana karena harga tanah di tiga daerah itu masih dapat dijangkau dari harga rumah FLPP yakni Rp148 juta per unit. 

Sedangkan apabila dialihkan ke daerah lainnya, seperti Gianyar, Denpasar, Tabanan dan Badung harga lahan sangat mahal dan tidak sesuai dengan harga rumah FLPP itu. (ed)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018