London (Antaranews) - Tim mobil hemat energi, Sapuangin, dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, berhasil menjuarai di Drivers' World Championship (DWC) Grand Finale di Shell Eco-marathon yang berlangsung di Queen Elizabeth Olympic Park, Stratford, London, Minggu.
Kendaraan tim ITS Team 2 yang dikendarai Moch Hafis Habibi pada saat latihan pagi sebelumnya sempat mengalami kerusakan teknis stang mobil patah tapi akhirnya menjadi juara ajang kompetisi adu cepat antara mobil-mobil hemat energi kategori "Urban Concept" terbaik dari seluruh dunia untuk mencari pengemudi terhandal yang paling efisien dalam berkendara.
Manajer tim ITS Team 2 Rafi Rasyad kepada Antara, Minggu, mengakui bahwa kemenangan tim Sapuangin juga merupakan kemenangan bagi dua tim Indonesia lainnya yang ikut dalam lomba Shell Eco-marathon Drivers' World Championship (DWC) setelah ketiganya berhasil menempati posisi tiga tercepat dalam kompetisi balap DWC Asia yang dihelat usai kompetisi Shell Eco-marathon (SEM) Asia 2018 di Changi Exhibition Centre, Singapura.
Kemenangan tim ini sempat mengalami kendala teknis, dimana sebelumnya tim mahasiswa dari Kanada diumumkan sebagai juara, sementara dari hasil akhir justru tim ITS Team 2 yang berhasil menjuarai kejuaraan DWC yang diikuti oleh sembilan tim diantaranya Perancis. Amerika, Kanada dan Italia serta tiga dari Indonesia mewakili Asia.
Global Technical Director Shell Eco-marathon, Shanna Simmons mengakui bahwa ia merasa bangga tim ITS Team 2 bisa menjuarai DWC tahun ini.
"Saya menyaksikan sendiri bagaimana tim berhasil menyelesaikan 10 putaran dan secara resmi menyatakan tim ITS Surabaya sebagai pemenangnya. Kami akan rancang acara khusus buat mereka untuk merayakan kemenangannya ini," ujarnya.
Sementara General Manager Shell Eco-marathon, Norman Koch mengakui keberhasilan tim Indonesia merupakan suatu kebanggaan bagi Shell karena secara teknis Tim ITS Surabaya mengalami kemanjuan dan juga strategi mereka yang luar biasa. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Kendaraan tim ITS Team 2 yang dikendarai Moch Hafis Habibi pada saat latihan pagi sebelumnya sempat mengalami kerusakan teknis stang mobil patah tapi akhirnya menjadi juara ajang kompetisi adu cepat antara mobil-mobil hemat energi kategori "Urban Concept" terbaik dari seluruh dunia untuk mencari pengemudi terhandal yang paling efisien dalam berkendara.
Manajer tim ITS Team 2 Rafi Rasyad kepada Antara, Minggu, mengakui bahwa kemenangan tim Sapuangin juga merupakan kemenangan bagi dua tim Indonesia lainnya yang ikut dalam lomba Shell Eco-marathon Drivers' World Championship (DWC) setelah ketiganya berhasil menempati posisi tiga tercepat dalam kompetisi balap DWC Asia yang dihelat usai kompetisi Shell Eco-marathon (SEM) Asia 2018 di Changi Exhibition Centre, Singapura.
Kemenangan tim ini sempat mengalami kendala teknis, dimana sebelumnya tim mahasiswa dari Kanada diumumkan sebagai juara, sementara dari hasil akhir justru tim ITS Team 2 yang berhasil menjuarai kejuaraan DWC yang diikuti oleh sembilan tim diantaranya Perancis. Amerika, Kanada dan Italia serta tiga dari Indonesia mewakili Asia.
Global Technical Director Shell Eco-marathon, Shanna Simmons mengakui bahwa ia merasa bangga tim ITS Team 2 bisa menjuarai DWC tahun ini.
"Saya menyaksikan sendiri bagaimana tim berhasil menyelesaikan 10 putaran dan secara resmi menyatakan tim ITS Surabaya sebagai pemenangnya. Kami akan rancang acara khusus buat mereka untuk merayakan kemenangannya ini," ujarnya.
Sementara General Manager Shell Eco-marathon, Norman Koch mengakui keberhasilan tim Indonesia merupakan suatu kebanggaan bagi Shell karena secara teknis Tim ITS Surabaya mengalami kemanjuan dan juga strategi mereka yang luar biasa. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018