Denpasar (Antaranews Bali) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali mengimbau masyarakat setempat jika ada yang ingin memberikan bantuan untuk pengungsi Gunung Agung agar disalurkan "satu pintu" melalui Posko Tanah Ampo di Kabupaten Karangasem.
"Bantuan agar disalurkan satu pintu ke Tanah Ampo. Logistiknya di sana jadi satu supaya dapat tersalur dengan baik," kata Plt Kepala BPBD Provinsi Bali Dewa Putu Mantera, di Denpasar, Selasa.
Saat ini, logistik berupa beras di Posko Tanah Ampo masih ada lumayan banyak, namun dia tidak menutup peluang dan mempersilakan bagi masyarakat yang ingin memberikan sumbangan bahan makanan lainnya karena sangat dibutuhkan oleh para pengungsi.
"Yang jelas, sekarang para petugas sudah lebih siap untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dan persiapan juga lebih matang. Demikian juga untuk tenaga medis dan dokter," ucapnya yang juga Kepala Badang Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali itu.
Posko Tanah Ampo sendiri, ucap dia, sudah diaktifkan kembali setelah terjadi erupsi pada Rabu (27/6) malam. Sementara pihak BPBD Bali juga telah disiagakan di posko tersebut dan juga di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kabupaten Karangasem.
Selain itu, Dewa Mantera juga meminta masyarakat yang berada di sekitar kawasan rawan bencana Gunung Agung jangan terlalu khawatir dan jangan cemas karena petugas terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Agung.
"Masyarakat kami harapkan agar mengikuti imbauan dari para petugas dan jangan mendengarkan informasi kebencanaan dari sumber-sumber yang tidak jelas, karena belum tentu kebenarannya," ujarnya.
Meskipun sudah ada arahan dari petugas terkait perlunya evakuasi atau tidak, dia tidak memungkiri ada juga warga yang merasa ketakutan padahal mereka tinggal pada daerah yang relatif aman dan di luar radius empat kilometer. "Ya silakan evakuasi mandiri jika memang masih merasa takut," katanya.
Aktivitas vulkanik Gunung Agung dalam beberapa hari terakhir fluktuatif, sempat meningkat dan juga menurun. Bahkan pada Senin (2/7) pukul 21.04 Wita, erupsi Gunung Agung disertai dengan lontaran lava pijar. Erupsi tersebut terjadi secara Strombolian dengan disertai suara dentuman. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Bantuan agar disalurkan satu pintu ke Tanah Ampo. Logistiknya di sana jadi satu supaya dapat tersalur dengan baik," kata Plt Kepala BPBD Provinsi Bali Dewa Putu Mantera, di Denpasar, Selasa.
Saat ini, logistik berupa beras di Posko Tanah Ampo masih ada lumayan banyak, namun dia tidak menutup peluang dan mempersilakan bagi masyarakat yang ingin memberikan sumbangan bahan makanan lainnya karena sangat dibutuhkan oleh para pengungsi.
"Yang jelas, sekarang para petugas sudah lebih siap untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dan persiapan juga lebih matang. Demikian juga untuk tenaga medis dan dokter," ucapnya yang juga Kepala Badang Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali itu.
Posko Tanah Ampo sendiri, ucap dia, sudah diaktifkan kembali setelah terjadi erupsi pada Rabu (27/6) malam. Sementara pihak BPBD Bali juga telah disiagakan di posko tersebut dan juga di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kabupaten Karangasem.
Selain itu, Dewa Mantera juga meminta masyarakat yang berada di sekitar kawasan rawan bencana Gunung Agung jangan terlalu khawatir dan jangan cemas karena petugas terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Agung.
"Masyarakat kami harapkan agar mengikuti imbauan dari para petugas dan jangan mendengarkan informasi kebencanaan dari sumber-sumber yang tidak jelas, karena belum tentu kebenarannya," ujarnya.
Meskipun sudah ada arahan dari petugas terkait perlunya evakuasi atau tidak, dia tidak memungkiri ada juga warga yang merasa ketakutan padahal mereka tinggal pada daerah yang relatif aman dan di luar radius empat kilometer. "Ya silakan evakuasi mandiri jika memang masih merasa takut," katanya.
Aktivitas vulkanik Gunung Agung dalam beberapa hari terakhir fluktuatif, sempat meningkat dan juga menurun. Bahkan pada Senin (2/7) pukul 21.04 Wita, erupsi Gunung Agung disertai dengan lontaran lava pijar. Erupsi tersebut terjadi secara Strombolian dengan disertai suara dentuman. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018