Badung (Antaranews Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, siap kembali menggelar Festival Budaya Pertanian (FBP) ke-7 di kawasan Jembatan Tukad Bangkung Pelaga Petang, Badung pada 19-22 Juli 2018.
"Festival Budaya Pertanian ini kembali digelar karena dinilai memiliki manfaat yang sangat tinggi, khususnya pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Badung," ujar Plt. Kepala Dinas Pertanian Badung, Jro Mangku Gede Oka Swadiana, Jumat.
Oka Swasiana menjelaskan, penyelenggaraan FBP 2018 itu juga bertujuan untuk menjaga 'image' pertanian kawasan Badung Utara, menggali semangat budaya pertanian dan menciptakan pasar produk pertanian yang langsung melakukan proses transaksi petani setempat.
"Kami berharap festival ini nantinya dapat menginisiasi tumbuhnya sinergi pertanian dan pariwisata, serta merintis tumbuhnya ekonomi kreatif dan daya saing yang berbasis pada sektor pertanian" katanya.
Ia mengatakan, FBP 2018 akan mengambil tema "Giri Amertaning Bhuana" yang memiliki makna Badung Utara merupakan kawasan hutan dan gunung. "Giri bermakna gunung adalah sumber kehidupan karena gunung menangkap uap air menjadi hujan. Hujan atau air adalah sumber kehidupan. Gunung dengan hutannya juga kaya dengan sumber hayati kehidupan. Dengan demikian, gunung adalah sumber 'amertanya bhuana',” kata Oka Swadiana.
Sejumlah kegiatan yang akan ditampilkan dalam rangkaian FBP 2018, diantaranya adalah, pawai budaya pertanian saat pembukaan festival, pameran produk pertanian dengan 40 stan, serta berbagai pementasan kesenian.
Selain itu, sejumlah kegiatan yang juga melibatkan warga dan wisatawan seperti demo kuliner dan pasar rakyat, berbagai lomba terkait dengan budaya pertanian juga akan digelar untuk memeriahkan festival tersebut.
"Lomba yang akan digelar diantaranya adalah pawai kesenian, membuat hidroponik mini, penulisan karya ilmiah PPL, teknik penyuluhan, merangkai bunga, mengukir buah dan merangkai Gebogan. Kami harap berbagai kegiatan tersebut dapat menarik warga dan wisatawan untuk mengunjungi Festival Budaya Pertanian Badung," ujar Oka Swadiana. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018