Gianyar (Antaranews Bali) - Sebanyak 50 pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kabupaten Gianyar, Bali mengikuti workshop e-Smart IKM Direktorat IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan (KSAK) Ditjen IKM Kementerian Perindustrian di kawasan Kuta, Kabupaten Badung selama dua hari, 5-6 Juni 2018.

Direktur IKM KSAK, E. Ratna Utarianingrum pada acara tersebut, Rabu, mengungkapkan, bahwa salah satu program prioritas Kementerian Perindustrian menyangkut pengembangan IKM dengan platform digital melalui e-Smart IKM.

Ia mengatakan, melalui program tersebut, IKM didorong untuk masuk ke pasar online melalui "marketplace" besar yang telah bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian yaitu Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Blibli, dan Blanja.com.

"Peluang tersebut perlu mendapat respon oleh para pelaku usaha nasional khususnya sektor industri kecil dan menengah dalam memperluas akses pasar dan bisnis melalui sarana internet," ujar Ratna Utarianingrum.

Upaya itu dilakukan mengingat revolusi industri ke-empat (industry 4.0) telah melahirkan model bisnis yang baru dan berbasis online.

Oleh sebab itu 50 pelaku IKM di daerah "gudang seni" Kabupaten Gianyar yang bergerak dalam bidang industri kecil, kerajinan rumah tangga fesyen, dan herbal belajar berbisnis melalui sarana e-commerce, sekaligus mendapatkan sosialisasi program-program Kementerian Perindustrian.

Sosialisasi tersebut antara lain menyangkut restrukturisasi mesin peralatan dan SNI. Upaya itu diharapkan mampu memantapkan materi strategi pemasaran online dan pengembangan produk seperti desain, kualitas dan teknologi.

Demikian pula diperkenalkan aplikasi pencatatan keuangan dari Bank Indonesia. Hal itu penting karena era saat ini, IKM harus akurat dengan teknologi.

Untuk itu Kementerian Perindustrian berupaya melakukan edukasi pentingnya teknologi digital, manajemen keuangan yang baik, serta produk yang memenuhi standar, ujar Ratna Utarianingrum.

Ia mengharapkan pelaku IKM peserta workshop untuk terus meng-update data produk maupun penjualan di pasar online.

Ditjen IKM telah mengevaluasi data respon pasar terhadap produk yang masuk dalam program e-Smart IKM sebagai bahan analisa penyusunan kebijakan pembinaan IKM ke depannya.

Bentuk pembinaan yang akan diberikan Ditjen IKM yakni fasilitasi pengembangan produk agar sesuai standar global, fasilitasi kepesertaan dalam pameran nasional maupun internasional bagi IKM yang telah sukses mengakses pasar online.

Sedangkan bagi IKM yang belum berhasil mengakses pasar online atau bahkan ditolak marketplace, akan diberikan solusi melalui fasilitator baik dari marketplace, mahasiswa yang melakukan kuliah kerja nyata, atau konsultasi melalui Pusat Pengembangan Bisnis seperti Inkubator Bisnis.

Sejak diluncurkan Januari 2017 lalu, e-Smart IKM telah berhasil mendorong 1.730 IKM untuk masuk ke dalam pasar online melalui marketplace yang bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian.

Dalam tahun 2018 ditargetkan 4.000 IKM direkrut untuk mengikuti program e-Smart IKM melalui workshop. "Sampai Mei 2018, kurang lebih 1.000 IKM telah mengikuti kegiatan serupa yang dilaksanakan di berbagai provinsi," ujar Ratna Utarianingrum.

Pihaknya berharap para pelaku IKM berperan aktif masuk ke pasar online agar marketplace tidak didominasi produk impor. Di masa mendatang diharapkan produk-produk asli Indonesia yang berkualitas bisa membanjiri pasar online Indonesia maupun dunia.

"Kami yakin bahwa produk IKM tidak kalah kualitasnya dari produk-produk impor," ujar Ratna Utarianingrum.

Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, I Wayan Suamba mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, karena dapat memberikan dorongan kepada perajin untuk termotivasi memasarkan produknya secara online.

Program tersebut telah diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada 4 April 2018 lalu di JCC pada saat acara Industri Summit Indonesia 4.0 dalam rangka peningkatan ekspor untuk produk kerajinan. (WDY)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018