Jakarta (Antaranews Bali) - Facebook Inc akan menghapus fitur Trending dari platform media sosial mereka agar penggunanya mendapatkan berita dari sumber yang berkualitas dan terpercaya.
Fitur Trending di Facebook memuat kumpulan berita yang sedang populer di platform tersebut, namun, media sosial tersebut menjadi salah satu tempat penyebaran berita palsu.
Dilansir dari laman Reuters, Trending menyumbang rata-rata 1,5 persen klik ke penyedia berita. Facebook akan menguji coba cara baru untuk menampilkan berita, termasuk “label breaking news” dan berita “hari ini” yang akan diisi artikel dari media lokal.
Kualitas berita yang masuk ke Facebook dipertanyakan setelah mereka diduga menjadi tempat penyebaran propaganda dari Rusia maupun berita palsu lainnya, termasuk soal kampanye Pilpres 2016 Amerika Serikat.
Sebelum menghapus, Facebook selama beberapa tahun ini mengubah kebijakan di fitur ini agar tidak bias ideologi dan politik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Fitur Trending di Facebook memuat kumpulan berita yang sedang populer di platform tersebut, namun, media sosial tersebut menjadi salah satu tempat penyebaran berita palsu.
Dilansir dari laman Reuters, Trending menyumbang rata-rata 1,5 persen klik ke penyedia berita. Facebook akan menguji coba cara baru untuk menampilkan berita, termasuk “label breaking news” dan berita “hari ini” yang akan diisi artikel dari media lokal.
Kualitas berita yang masuk ke Facebook dipertanyakan setelah mereka diduga menjadi tempat penyebaran propaganda dari Rusia maupun berita palsu lainnya, termasuk soal kampanye Pilpres 2016 Amerika Serikat.
Sebelum menghapus, Facebook selama beberapa tahun ini mengubah kebijakan di fitur ini agar tidak bias ideologi dan politik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018