Denpasar (Antaranews Bali) - PT Pertamina (Persero) memprediksi konsumsi bahan bakar minyak jenis solar di Bali akan turun menjadi 458 kilo liter per hari dari rata-rata normal harian sebesar 478 kilo liter selama arus mudik Lebaran.
"Penurunan konsumsi solar karena truk pengangkut barang menghentikan aktivitasnya menjelang Idul Fitri," kata Manajer Pemasaran Pertamina Wilayah Bali dan NTB Doni Indrawan di Denpasar, Senin.
Sebelumnya Pemerintah mengeluarkan peraturan dari Menteri Perhubungan Nomor 34 tahun 2018 terkait larangan melintas bagi kendaraan berat saat arus mudik yang diharapkan meminimalisasi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
Dalam peraturan itu disebutkan kendaraan angkutan berat seperti truk dilarang beroperasi mulai 12 Juni 2018 atau H-3 Lebaran pukul 00.00 WITA hingga 14 Juni 2018 atau H-1 Lebaran pukul 24.00 WITA.
Sedangkan saat arus balik Lebaran mulai 22 Juni 2018 atau enam hari setelah Lebaran pukul 00.00 WITA hingga 24 Juni 2018 atau delapan hari setelah Lebaran pukul 24.00 WITA.
Aturan itu tidak berlaku bagi kendaraan pengangkut bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar gas (BBG), ternak, bahan pokok, pupuk, dan pos.
Selain solar, konsumsi BBM gasoil lainnya yakni jenis dextlite juga diperkirakan menurun tipis selama arus mudik Lebaran dari 38 kiloliter konsumsi normal rata-rata per hari menjadi 37 kiloliter.
Sementara itu untuk konsumsi BBM jenis gasoline diprediksi meningkat 5-20 persen tergantung jenis bahan bakar selama arus mudik dan balik Lebaran.
Pertamina menyiapkan pasokan BBM di Bali sesuai dengan prediksi konsumsi menyambut arus mudik Lebaran.
Perusahaan BUMN itu menyebutkan konsumsi BBM gasoline jenis premium di Bali diperkirakan meningkat mencapai 728 kiloliter per hari dari rata-rata konsumsi normal mencapai 602 kiloliter per hari.
Sedangkan konsumsi untuk Pertalite diprediksi meningkat mencapai 1.335 kiloliter dari konsumsi normal per hari 1.161 kiloliter dan pertamax diprediksi mencapai 831 kiloliter dari konsumsi 716 kiloliter per hari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Penurunan konsumsi solar karena truk pengangkut barang menghentikan aktivitasnya menjelang Idul Fitri," kata Manajer Pemasaran Pertamina Wilayah Bali dan NTB Doni Indrawan di Denpasar, Senin.
Sebelumnya Pemerintah mengeluarkan peraturan dari Menteri Perhubungan Nomor 34 tahun 2018 terkait larangan melintas bagi kendaraan berat saat arus mudik yang diharapkan meminimalisasi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
Dalam peraturan itu disebutkan kendaraan angkutan berat seperti truk dilarang beroperasi mulai 12 Juni 2018 atau H-3 Lebaran pukul 00.00 WITA hingga 14 Juni 2018 atau H-1 Lebaran pukul 24.00 WITA.
Sedangkan saat arus balik Lebaran mulai 22 Juni 2018 atau enam hari setelah Lebaran pukul 00.00 WITA hingga 24 Juni 2018 atau delapan hari setelah Lebaran pukul 24.00 WITA.
Aturan itu tidak berlaku bagi kendaraan pengangkut bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar gas (BBG), ternak, bahan pokok, pupuk, dan pos.
Selain solar, konsumsi BBM gasoil lainnya yakni jenis dextlite juga diperkirakan menurun tipis selama arus mudik Lebaran dari 38 kiloliter konsumsi normal rata-rata per hari menjadi 37 kiloliter.
Sementara itu untuk konsumsi BBM jenis gasoline diprediksi meningkat 5-20 persen tergantung jenis bahan bakar selama arus mudik dan balik Lebaran.
Pertamina menyiapkan pasokan BBM di Bali sesuai dengan prediksi konsumsi menyambut arus mudik Lebaran.
Perusahaan BUMN itu menyebutkan konsumsi BBM gasoline jenis premium di Bali diperkirakan meningkat mencapai 728 kiloliter per hari dari rata-rata konsumsi normal mencapai 602 kiloliter per hari.
Sedangkan konsumsi untuk Pertalite diprediksi meningkat mencapai 1.335 kiloliter dari konsumsi normal per hari 1.161 kiloliter dan pertamax diprediksi mencapai 831 kiloliter dari konsumsi 716 kiloliter per hari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018