Denpasar (Antaranews Bali) - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latief mengingatkan kalangan kampus untuk tidak meremehkan aspek kebangsaan dan nilai-nilai kemajemukan sebagai upaya mencegah berkembangnya paham radikal masuk kampus.

"Sejarah kampus kita 'kan selalu kampus yang mencerahkan para pemikir, mereka yang berlatar belakang beragam, kemudian bertemu dan mempunyai inspirasi untuk menyatukan keragaman dari tautan harmoni ke-Indonesiaan," kata Yudi Latief di Kampus Unhi Denpasar, Senin.

Dalam sosialisasi kebangsaan bertajuk 'Peningkatan Wawasan Kebangsaan untuk Memperkuat NKRI bagi Generasi Muda' itu, Yudi menambahkan nilai kebangsaan, kemanusiaan dan emansipasi tidak bisa dipisahkan dari sejarah kampus di Indonesia. 

"Manakala sekarang kampus menjadi sarang irasionalitas, sarang kebencian, permusuhan, itu sebenarnya sudah keluar dari nilai dasar dan historis kampus-kampus di Indonesia. Tentu itu sangat mengkhawatirkan, karena salah satu misi bangsa adalah mencerdaskan kehidupan warga bangsa," ujarnya.

Kepada sekitar 1.500 siswa dari SD hingga SMA/SMK dan mahasiswa peserta sosialisasi dari sejumlah perguruan tinggi di Bali itu, Yudi mengingatkan kecerdasan yang terpenting bukan hanya kecerdasan ragam disiplin ilmu. 

"Namun, yang terpenting adalah kecerdasan kewarganegaraan, kesanggupan menautkan pribadi dalam kolektivitas, kesanggupan menghargai perbedaan, kesanggupan menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara," imbuhnya.

Pihaknya tidak memungkiri kalau saat ini intelegensia mahasiswa mungkin makin cerdas, tetapi banyak kasus radikal muncul justru di kampus-kampus dengan reputasi tinggi.

"Artinya, dari kecerdasan intelektualnya (IQ) mereka itu tinggi, tetapi dalam IQ-nya yang tinggi itu ternyata kecerdasan kewarganegaraannya makin tipis, tidak ada empati, dan tidak bisa hidup dalam keragaman," ucapnya.

Oleh karena itu, kata Yudi Latief, jika kecerdasan kewarganegaraan itu tidak digarap, maka apapun bangunan kebangsaan yang didirikan akan mudah hancur.

"Terorisme bisa menghancurkan dalam waktu singkat, anak-anak pun dikorbankan," ujarnya.

Dengan demikian, lanjut Yudi Latief, nilai-nilai ideologi Pancasila harus benar-benar dibumikan dengan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, Rektor Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar Prof Dr drh I Made Damriyasa berpandangan senada bahwa kampus sangat penting untuk menjaga keutuhan NKRI

Oleh karena itu, Prof Damriyasa memandang penting agar generasi muda juga memahami sejarah lahirnya NKRI. "Kegiatan seperti ini merupakan bentuk peran aktif kami dalam menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila dan kami jamin mahasiswa di sini tidak ada yang memiliki ideologi di luar ideologi Pancasila," katanya.

Pihaknya di Unhi Denpasar, lanjut dia, tidak saja mengembangkan ilmu dan teknologi, tetapi berdasarkan nilai agama dan budaya Hindu, sehingga dalam mengembangkan karakter mahasiswa juga menyeimbangkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018