Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong organisasi perangkat daerah segera menyiapkan sistem dalam jaringan (daring) untuk pemasaran berbagai produk yang disediakan Toko Tani Indonesia Center (TTIC).
"Segera buatkan program online-nya, nanti tinggal di klik saja, dan bisa dianterin ke rumah pakai Go-JEK. Buatkan aplikasinya," kata Pastika usai meresmikan peluncuran Toko Tani Indonesia Center di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali di Denpasar, Jumat.
Menurut Pastika, dengan adanya TTIC tersebut dapat memotong rantai biaya distribusi berbagai komoditas bahan pangan, seperti beras. Kalau di pasaran rata-rata harga satu kilogram beras Rp11 ribu, di TTIC dijual seharga Rp8.800.
"Kehadiran TTIC adalah satu upaya untuk memotong rantai pasokan pangan panjang yang bertujuan menjaga stabilnya harga sesuai dengan kemampuan daya beli masyarakat, sekaligus diversifikasi komoditas pokok yang diharapkan membantu memenuhi bahan pokok dan komoditas lainnya dengan harga di bawah harga pasar," ujarnya.
Pastika berharap Pemerintah Provinsi Bali bisa lebih banyak menyediakan beras yang dipasarkan TTIC sehingga inflasi dan kemiskinan di Bali bisa ditekan.
Bahkan menurutnya Perusda bisa melaksanakan hal ini dengan bantuan permodalan dari Bank Pembangunan Daerah Bali.
"Dari segi permodalan tidak susah, kita punya bank, banknya untung, Perusda untung, petani untung, konsumen juga untung," ucapnya.
Dengan demikian, lanjut dia, keuntungan yang didapat pemerintah bisa kembali digunakan untuk membantu petani dalam hal subsidi pupuk hingga memberikan bimbingan kepada petani mengenai teknologi tepat guna dan ramah lingkungan.
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi menyambut baik ide dari Gubernur Bali. Bahkan menurutnya beras ini nantinya bisa dijual secara e-commerce dengan bantuan distribusi dari Toko Tani Indonesia.
"Kita bisa jual melalui e-commerce, sehingga harga wajar lebih banyak diperoleh konsumen," ucap Hendriadi sembari mengatakan pola ini sudah dicoba di DKI Jakarta dan ternyata jumlah transaksinya besar.
TTIC, lanjut dia, merupakan lembaga yang dibentuk untuk meningkatkan efisiensi pasokan pangan dari produsen di wilayah sentra ke TTIC di wilayah konsumen. TTIC juga merupakan sarana bagi gapoktan/supplier/produsen pangan pokok dan strategis untuk memasarkan komoditas pangan.
"Dalam perkembangannya, fungsi TTIC secara bertahap kemudian lebih difokuskan kepada fungsi fasilitasi bagi produsen pangan dan pelaku distribusi untuk ikut berperan dalam stabilisasi harga dan pasokan serta peningkatan akses pangan melalui penyediaan pangan murah berkualitas bagi masyarakat," ujarnya.
Selain di Provinsi Bali, pada 2018 ini juga dikembangkan TTIC Daerah di 19 provinsi lainnya. Pengembangan TTIC daerah diharapkan dapat menjadi cikal bakal terbentuknya lembaga distribusi pangan yang dapat mendorong terciptanya sistem distribusi pangan yang lebih efisien.
Menurut dia, jika untuk setiap kilogram beras itu masyarakat bisa menghemat hingga sekitar Rp2.200, maka dana yang dihemat tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lainnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali drh I Wayan Mardiana mengatakan saat ini sudah ada 60 Toko Tani Indonesia di Bali yang tersebar di enam kabupaten, yakni Tabanan, Jembrana, Buleleng, Karangasem, Badung dan Gianyar.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan untuk RTM miskin dan gapoktan penerima bantuan pemerintah program pengembangan usaha pangan masyarakat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Segera buatkan program online-nya, nanti tinggal di klik saja, dan bisa dianterin ke rumah pakai Go-JEK. Buatkan aplikasinya," kata Pastika usai meresmikan peluncuran Toko Tani Indonesia Center di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali di Denpasar, Jumat.
Menurut Pastika, dengan adanya TTIC tersebut dapat memotong rantai biaya distribusi berbagai komoditas bahan pangan, seperti beras. Kalau di pasaran rata-rata harga satu kilogram beras Rp11 ribu, di TTIC dijual seharga Rp8.800.
"Kehadiran TTIC adalah satu upaya untuk memotong rantai pasokan pangan panjang yang bertujuan menjaga stabilnya harga sesuai dengan kemampuan daya beli masyarakat, sekaligus diversifikasi komoditas pokok yang diharapkan membantu memenuhi bahan pokok dan komoditas lainnya dengan harga di bawah harga pasar," ujarnya.
Pastika berharap Pemerintah Provinsi Bali bisa lebih banyak menyediakan beras yang dipasarkan TTIC sehingga inflasi dan kemiskinan di Bali bisa ditekan.
Bahkan menurutnya Perusda bisa melaksanakan hal ini dengan bantuan permodalan dari Bank Pembangunan Daerah Bali.
"Dari segi permodalan tidak susah, kita punya bank, banknya untung, Perusda untung, petani untung, konsumen juga untung," ucapnya.
Dengan demikian, lanjut dia, keuntungan yang didapat pemerintah bisa kembali digunakan untuk membantu petani dalam hal subsidi pupuk hingga memberikan bimbingan kepada petani mengenai teknologi tepat guna dan ramah lingkungan.
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi menyambut baik ide dari Gubernur Bali. Bahkan menurutnya beras ini nantinya bisa dijual secara e-commerce dengan bantuan distribusi dari Toko Tani Indonesia.
"Kita bisa jual melalui e-commerce, sehingga harga wajar lebih banyak diperoleh konsumen," ucap Hendriadi sembari mengatakan pola ini sudah dicoba di DKI Jakarta dan ternyata jumlah transaksinya besar.
TTIC, lanjut dia, merupakan lembaga yang dibentuk untuk meningkatkan efisiensi pasokan pangan dari produsen di wilayah sentra ke TTIC di wilayah konsumen. TTIC juga merupakan sarana bagi gapoktan/supplier/produsen pangan pokok dan strategis untuk memasarkan komoditas pangan.
"Dalam perkembangannya, fungsi TTIC secara bertahap kemudian lebih difokuskan kepada fungsi fasilitasi bagi produsen pangan dan pelaku distribusi untuk ikut berperan dalam stabilisasi harga dan pasokan serta peningkatan akses pangan melalui penyediaan pangan murah berkualitas bagi masyarakat," ujarnya.
Selain di Provinsi Bali, pada 2018 ini juga dikembangkan TTIC Daerah di 19 provinsi lainnya. Pengembangan TTIC daerah diharapkan dapat menjadi cikal bakal terbentuknya lembaga distribusi pangan yang dapat mendorong terciptanya sistem distribusi pangan yang lebih efisien.
Menurut dia, jika untuk setiap kilogram beras itu masyarakat bisa menghemat hingga sekitar Rp2.200, maka dana yang dihemat tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lainnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali drh I Wayan Mardiana mengatakan saat ini sudah ada 60 Toko Tani Indonesia di Bali yang tersebar di enam kabupaten, yakni Tabanan, Jembrana, Buleleng, Karangasem, Badung dan Gianyar.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan untuk RTM miskin dan gapoktan penerima bantuan pemerintah program pengembangan usaha pangan masyarakat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018