Denpasar (Antaranews Bali) - Ekspor ikan dari Bali meningkat, karena Pulau Dewara mengantongi devisa sebesar 15,05 juta dolar AS dari pengapalan aneka jenis ikan dan udang selama bulan Maret 2018, atau meningkat 3,88 juta dolar AS atau 34,77 persen dibandingkan dengan bulan Februari 2018 tercatat 11,174 juta dolar AS.

"Nilai ekspor tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 5,23 juta dolar AS atau 53,21 persen, karena pengapalan hasil perikanan selama bulan Maret 2017 tercatat 9,82 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Selasa.

Ia menyebutkan, pengapalan ikan dan udang tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 25,51 persen dari total nilai ekspor Bali mencapai 59,04 juta dolar AS selama bulan Maret 2018, meningkat 13,78 juta dolar AS atau 30,45 persen dari nilai ekspor bulan Februari 2018 tercatat 45,26 juta dolar AS.

Nilai ekspor total Bali tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 7,11 juta dolar AS atau 13,71 persen, karena total nilai ekspor Bali pada Maret 2017 hanya tercatat 51,92 juta dolar AS.

Adi Nugroho menambahkan, ikan dan udang hasil tangkapan nelayan maupun perusahaan-perusahaan besar yang mangkal di Pelabuhan Benoa, Denpasar paling banyak diserap pasaran China 30,49 persen, menyusul Amerika Serikat 29,40 persen, dan Jepang 16,98 persen.

Selain itu, juga diserap pasaran Australia 1,99 persen, Hong Kong 3,86 persen, Singapura 0,54 persen, Prancis 0,79 persen, Spanyol 0,05 persen, Jerman 0,45 persen, dan sisanya 12,43 persen ke berbagai negara lainnya di belahan dunia, ujar Adi Nugroho.

Adi Nugroho menambahkan, subsektor perikanan yang mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budi daya perikanan di Bali merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan nilai tukar petani (NTP) di Bali pada bulan April 2018.

Sebanyak lima subsektor itu, sektor perikanan mengalami penurunan NTP sebesar 0,70 persen dari 104,78 persen pada bulan Februari 2018 menjadi 104,05 persen pada bulan Maret 2018.

Indeks harga dari hasil produksi yang diterima petani (It) mengalami penurunan 0,53 persen.

Menurunnya indeks yang dibayar petani (It) akibat merosot harga pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,87 persen, namun tertahan oleh kenaikan pada kelompok perikanan budi daya sebesar 0,16 persen.

Beberapa komoditas perikanan tangkap yang tercatat mengalami kenaikan harga, antara lain cumi-cumi, cakalang, dan tuna, ujar Adi Nugroho pula. (WDY)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018