Denpasar (Antaranews Bali) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali mengimbau maskapai penerbangan tidak menaikkan harga tiket menjelang arus mudik dan balik Lebaran agar tidak mendorong inflasi.
"Kami juga fokus pada sektor transportasi udara dalam pengendalian inflasi," kata Wakil Ketua TPID Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Senin.
Sektor angkutan udara merupakan salah satu jenis yang kerap menyumbang inflasi saat momen Lebaran bahkan tercatat sempat menyumbangkan 10 kali inflasi periode Oktober hingga Desember selama tahun 2010 sampai 2015.
Pihaknya tengah menjalin komunikasi intensif dengan Dinas Perhubungan dalam memberi masukan dan mendapatkan solusi terkait sektor transportasi yang selama ini menjadi penyumbang inflasi salah satunya melalui forum rapat TPID Bali.
Seperti pada pelaksanaan arus mudik dan balik Lebaran tahun-tahun sebelumnya, Causa yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu mengharapkan maskapai menambahkan kursi pesawat dan penerbangan ekstra penerbangan sehingga kenaikan harga bisa ditekan.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat tingkat inflasi tahun kalender di Kota Denpasar selama triwulan pertama tahun ini memcapai 1,75 persen.
Selama triwulan pertama tahun ini komoditas tarif angkutan udara sementara ini memhalami penurunan atau menahan laju inflasi bersama dengan komoditas lain seperti pasir, beras dan daging ayam ras.
Tiga kelompok mengalami penurunan indeks (deflasi) meliputi makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,12 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,05 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,03 persen.
Sedangkan inflasi Januari-Maret 2018 dipicu oleh naiknya indeks pada empat kelompok pengeluaran yakni kelompok kesehatan sebesar 1,12 persen, kelompok sandang 0,67 persen, kelompok bahan makanan 0,38 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,08 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami juga fokus pada sektor transportasi udara dalam pengendalian inflasi," kata Wakil Ketua TPID Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Senin.
Sektor angkutan udara merupakan salah satu jenis yang kerap menyumbang inflasi saat momen Lebaran bahkan tercatat sempat menyumbangkan 10 kali inflasi periode Oktober hingga Desember selama tahun 2010 sampai 2015.
Pihaknya tengah menjalin komunikasi intensif dengan Dinas Perhubungan dalam memberi masukan dan mendapatkan solusi terkait sektor transportasi yang selama ini menjadi penyumbang inflasi salah satunya melalui forum rapat TPID Bali.
Seperti pada pelaksanaan arus mudik dan balik Lebaran tahun-tahun sebelumnya, Causa yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu mengharapkan maskapai menambahkan kursi pesawat dan penerbangan ekstra penerbangan sehingga kenaikan harga bisa ditekan.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat tingkat inflasi tahun kalender di Kota Denpasar selama triwulan pertama tahun ini memcapai 1,75 persen.
Selama triwulan pertama tahun ini komoditas tarif angkutan udara sementara ini memhalami penurunan atau menahan laju inflasi bersama dengan komoditas lain seperti pasir, beras dan daging ayam ras.
Tiga kelompok mengalami penurunan indeks (deflasi) meliputi makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,12 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,05 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,03 persen.
Sedangkan inflasi Januari-Maret 2018 dipicu oleh naiknya indeks pada empat kelompok pengeluaran yakni kelompok kesehatan sebesar 1,12 persen, kelompok sandang 0,67 persen, kelompok bahan makanan 0,38 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,08 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018