Nusa Dua (Antaranews Bali) - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan bahwa bisnis batu bara di Indonesia masih sangat menjanjikan.

"Bisnis batu bara saat ini masih terus berkembang. Hal itu diakibatkan oleh kebutuhan untuk energi masih tinggi. Bahkan sampai tahun 2050, energy mix atau bauran energi di Indonesia masih sebesar 25 persen bersumber dari batu bara. Bahkan untuk tahun 2025 saja energy mix sekitar 30 persen," kata Arcandra Tahar saat Konfrensi Coaltrans Asia di Nusa Dua, Bali, Selasa.

Menurut dia, batu bara merupakan sumber energi yang tergolong terjangkau dari sisi harga. Namun ketersedian batu bara tidak semua daerah di Indonesia memiliki sehingga perlu ada trasfer ke daerah-daerah.

"Dalam hal ini, belum tentu juga harganya bisa lebih murah sehingga harus ada perimbangan antara tersedianya energi dan harganya. Batu bara adalah termasuk energi dengan harga terjangkau. Dibandingkan renewable energy (energi terbarukan) rata-rata bisa lebih mahal dari Batubara," ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah juga komitmen untuk mengembangkan energi terbarukan. Namun dalam energi mix,  energi terbarukan ditargetkan sebesar 23 persen. Sedangkan batu bara lebih tinggi dari itu.

"Oleh karena itu batu bara dengan  energi terbarukan harus disinergikan. Batu bara tetap dijalakan dan renewable energy tetap kita dorong," ujar dia. (WDY)

Pewarta: Wira Suryantala

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018