Nusa Dua, Bali (Antaranews Bali) - Badan Standardisasi Nasional mengharapkan peran serta pemangku kepentingan untuk mendukung standardisasi kualitas barang dan jasa untuk bisa bersaing di era perdaganagn bebas.

Kepala BSN, Prof Bambang Prasetya dalam acara pertemuan yang bertemakan "Stakeholder Engagement in ISO Activities for Economic Development", di Nusa Dua, Bali, Selasa, menilai dengan adanya standardisasi kualitas barang dan jasa yang melalui lintas negara akan mengangkat daya saing bangsa.

"Ini menjadi kriteria utama dalam bertransaksi. Salah satu poin terpenting dalam perdagangan antarnegara adalah adanya kesamaan standar, kesamaan bahasa dan kesamaan aturan, sehingga setiap produk barang atau jasa yang dijual ke luar negeri memberikan manfaat bagi masyarakat di negara tersebut, sekaligus menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat," ujar Bambang.

Ia menilai, pertemuan "International Organization for Standardization / Committee on Consumer Policy" (ISO/COPOLCO) ke-40 yang berlangsung pada 7-10 Mei 2018, cukup strategis mengingat era bebas dalam perdagangan antarnegara seperti saat ini, menuntut peranan masyarakat yang sadar akan penggunaan barang dan jasa yang aman dan berkualitas.

"Indonesia sendiri terus aktif dalam berbagai kegiatan dalam forum internasional, salah satunya menjadi anggota organisasi standar internasional ISO," katanya.

Forum Stakeholder Engagement in ISO Activities for Economic Development, khususnya dengan kehadiran Sekjen ISO diharapkan dapat memberikan gambaran kepada para peserta mengenai kondisi standardisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia khususnya dan negara-negara berkembang pada umumnya, serta memfasilitasi peserta forum dalam menambah pengetahuan mengenai peran standar, baik itu di nasional maupun internasional.

"Dari kegiatan ini kami harapkan partisipasi stakeholder di dalam proses standardisasi dapat lebih meningkat sehingga tujuan akhir yang kita targetkan yaitu peningkatan daya saing bangsa bisa terwujud," ujar Bambang.

Baca juga: BSN Bina Standardisasi Produk Unggulan Bali

Sementara itu, Sekretaris Jenderal ISO, Sergio Mujica turut hadir untuk memberikan paparan tentang ISO dan Rencana Strategis ISO 2016-2020, menerangkan organisasi yang didirikan sejak Tahun 1947 dan sekarang memiliki lebih dari 22.000 standar internasional yang mencakup hampir semua sektor dan bisnis.

"Kami memiliki hubungan yang erat dengan Organisasi Perdagangan Dunia yang mengakui bahwa standar internasional ISO mengurangi hambatan teknis dalam perdagangan global," ujar Sergio saat mengenalkan ISO kepada para peserta.

"ISO sangat tergantung kepada anggotanya, contohnya BSN. BSN adalah ISO yang ada di Indonesia, yang mengidentifikasi kebutuhan pasar dan menarik ahli dan pemangku kepentingan yang relevan untuk mengembangkan standar internasional terbaik, dan menyebarluaskan standar dan mendukung pelaksanaannya," ujar Sergio.(adt/I006)

Pewarta: I Made Surya Wirantara Putra

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018