Singaraja (Antaranews Bali) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Bali secara berkesinambungan melakukan kegiatan menormalkan saluran pembuangan limbah (got) maupun saluran irigasi yang selama ini merupakan penyebab terjadi banjir.
"Banyak saluran air berubah bentuk, biasanya karena diperkecil oleh warga untuk kepentingan pribadi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng Made Subur di Singaraja, Minggu.
Ia mengatakan, beberapa kali air saluran tepi jalan meluap sehingga menyebabkan banjir di sejumlah jalan di kota Singaraja, salah satu yang agak parah terjadi di beberapa ruas Jalan Ahmad Yani. Setelah diamati ternyata terdapat sumbatan pada saluran yang mengecil di sejumlah titik.
"Yang mengceil itu saluran got di tepi jalan, atau saluran irigasi di sejumlah perumahan," kata Made Subur.
Subur menjelaskan, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas PUPR, terdapat puluhan saluran irigasi yang mengecil akibat pembangunan pemukiman. Misalnya di wilayah perkotaan terdapat saluran irigasi yang mengecil di wilayah Panji, Tista, Baktiseraga, Jalan Pulau Lombok, Jalan Pulau Obi, dan Jalan Pulau Bali.
"Terdapat saluran air yang dulunya selebar dua meter, belakangan mengecil menjadi hanya 40 centimeter. Biasanya saluran jadi kecil karena dibeton untuk memperlebar jalan pemukiman," ujar Made Subur.
Subur menambahkan, saluran di tepi jalan raya juga banyak yang berubah bentuk. Untuk itu, pihak BPBD terus melakukan kegiatan untuk menormalkan saluran itu kembali. Beton yang membuat saluran menjadi kecil dibongkar dan diperbaiki agar sesuai dengan lebar aslinya.
Selama sebulan belakangan ini BPBD sudah menormalkan sejumlah saluran di tepi jalan, seperti di Jalah Ahmad Yani, Jalan Surapati, dan di Jalan Raya Singaraja-Seririt sekitar Desa Dencarik, Kecamatan Banjar.
"Sejumlah saluran yang diduga juga tersumbat, misalnya di wilayah Jalan Pramuka hingga ke Kampung Anyar juga akan dinormalkan. Kami lakukan kegiatan secara bertahap, hingga akhir tahun dan mulai lagi tahun depan," kata Subur. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Banyak saluran air berubah bentuk, biasanya karena diperkecil oleh warga untuk kepentingan pribadi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng Made Subur di Singaraja, Minggu.
Ia mengatakan, beberapa kali air saluran tepi jalan meluap sehingga menyebabkan banjir di sejumlah jalan di kota Singaraja, salah satu yang agak parah terjadi di beberapa ruas Jalan Ahmad Yani. Setelah diamati ternyata terdapat sumbatan pada saluran yang mengecil di sejumlah titik.
"Yang mengceil itu saluran got di tepi jalan, atau saluran irigasi di sejumlah perumahan," kata Made Subur.
Subur menjelaskan, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas PUPR, terdapat puluhan saluran irigasi yang mengecil akibat pembangunan pemukiman. Misalnya di wilayah perkotaan terdapat saluran irigasi yang mengecil di wilayah Panji, Tista, Baktiseraga, Jalan Pulau Lombok, Jalan Pulau Obi, dan Jalan Pulau Bali.
"Terdapat saluran air yang dulunya selebar dua meter, belakangan mengecil menjadi hanya 40 centimeter. Biasanya saluran jadi kecil karena dibeton untuk memperlebar jalan pemukiman," ujar Made Subur.
Subur menambahkan, saluran di tepi jalan raya juga banyak yang berubah bentuk. Untuk itu, pihak BPBD terus melakukan kegiatan untuk menormalkan saluran itu kembali. Beton yang membuat saluran menjadi kecil dibongkar dan diperbaiki agar sesuai dengan lebar aslinya.
Selama sebulan belakangan ini BPBD sudah menormalkan sejumlah saluran di tepi jalan, seperti di Jalah Ahmad Yani, Jalan Surapati, dan di Jalan Raya Singaraja-Seririt sekitar Desa Dencarik, Kecamatan Banjar.
"Sejumlah saluran yang diduga juga tersumbat, misalnya di wilayah Jalan Pramuka hingga ke Kampung Anyar juga akan dinormalkan. Kami lakukan kegiatan secara bertahap, hingga akhir tahun dan mulai lagi tahun depan," kata Subur. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018