Tabanan (Antaranews Bali) - Ida Ayu Kade Dwi Uthary, siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tabanan berhasil meraih nilai ujian nasional SMK tertinggi di Bali dengan nilai 379 dalam mengikuti ujian nasional berbasis komputer tahun pelajaran 2017/2018.

Sementara Usamah Izzudin AlQosam dan Ahmad Andi Al Ma`ruf, keduanya siswa Yayasan MA Al Irsyad Candikuning, Kabupaten Tabanan keluar sebagai juara II tingkat nasional dalam Lomba Karya Ilmiah Bidang Sumber Daya Manusia (SDA) untuk SMA/SMK/MA tingkat Nasional XI tahun 2018, dengan makalah tentang teknologi pembuatan air minum alkali.

Ketiga siswa berprestasi dengan diantar gurunya masing-masing diterima Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti di ruang kerjanya Jumat (4/5), demikian siaran pers Humas Pemkab Tabanan yang diterima Sabtu.

Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti pada kesempatan itu menularkan Filosopinya, yakni "berbuat, bersyukur, berdoa dan berbagi", kepada siswa-siswi Tabanan yang menorehkan prestasi di tingkat nasional maupun di tingkat regional.

Selain itu mengapresiasi, mengungkapkan rasa bangga dan terimaksihnya kepada siswa-siswi yang telah memproleh prestasi yang membanggakan bagi Kabupaten Tabanan.

"Saya selaku wakil Pemerintah Kabupaten Tabanan mengapresiasi generasi muda dan saya sangat bangga atas prestasi yang didapatkan. Saya menaruh harapan besar, karena merakalah nantinya yang akan melanjutkan perjuangan bangsa. Generasi penerus yang memiliki segudang prestasi, saya yakin Tabanan ke depan akan semakin maju dan cerah serta semakin lebih baik lagi," ujar Bupati Eka.

Sementara itu Kepala SMKN 1 Tabanan I Wayan Sudarsana mengungkapkan dalam menghadapi UN pihaknya memberikan trik khusus kepada siswa siswinya yakni dengan belajar menggunakan metode Club atau komunitas yang suka dengan mata pelajaran, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, dan Kejuruan.

Baca juga: DIisdik Bali umumkan sekolah nilai UN terendah

Baca juga: Tabanan terima bantuan 'RIF' untuk program inovatif 'NIKOSAKE'

"Club ini sudah terbentuk dari tahun 2013 yang lalu saat saya menjabat sebagai kepala sekolah. Yang bisa masuk dalam club ini awalnya adalah siswa - siswi yang niat berdaftar. Namun untuk bisa mendapatkan murid yang pas, siswa akhirnya disaring lagi. Sehingga siswa tidak hanya niat saja melaikan suka dan hobi dengan mata pelajaran yang ada di club," jelasnya. (adt/I006)

Pewarta: Pande Yudha

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018