Nusa Dua (Antaranews Bali) - Dua pasang peserta Pilkada Bali 2018 mengikuti debat adu strategi keberpihakan pada sektor pertanian, yang disampaikan dalam Debat Terbuka Cagub dan Cawagub Bali di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu malam.
"Kedepan, kami akan buatkan regulasi agar hasil petani bisa dipertemukan dengan konsumen, agar hasil pertanian Bali bisa diserap oleh sektor pariwisata," kata Cagub Bali nomor urut 1 Wayan Koster saat menjawab pertanyaan moderator pada debat tersebut.
Menurut dia, selama ini petani belum memiliki kepastian harga jual dari hasil pertanian mereka karena belum ada ruang pertemuan antara pertanian dan konsumen, khususnya pada sektor pariwisata.
Oleh karena itu, pemerintah hendaknya memanfaatkan banyaknya jumlah kunjungan wisman yang tiap tahunnya mencapai 6 juta ke Bali, dengan kewajiban bagi sektor industri jasa di Bali menyerap hasil pertanian Bali.
"Hal itu penting agar petani kita bisa merasakan hasil pariwisata kita," ujar Koster pada debat yang dimoderatori Indiarto Priadi dan disiarkan langsung Stasiun TV One itu.
Selain itu, Koster juga ingin pendapatan petani juga terjamin. Caranya adalah dengan membuatkan peraturan harga yang menjadi pendapatan petani. Kedepan, wajib diatur harga jual hasil pertanian Bali minimal 20-30 persen dari modal yang dikeluarkannya dan juga menyiapkan industri olahan hasil pertanian
"Pasarnya juga kita siapkan. Jadi, dari hulu ke hilir kita, sektor pertanian ini akan kita urus, kita sinergikan dengan pariwisata agar petani kita mendapat nilai tambah," ucapnya.
Baca juga: "Perang" tarif hotel jadi topik debat Pilkada Bali
Sementara itu, Calon Wakil Gubernur Bali nomor urut 2 Ketut Sudikerta menjawab pertanyaan moderator mengatakan diperlukan alokasi anggaran untuk menyiapkan sejumlah infrastruktur di bidang pertanian seperti waduk, saluran irigasi hingga membangun jalan setapak agar bisa memudahkan akses produksi.
Untuk meningkatkan nilai tukar petani, lanjut Sudikerta, bisa dengan menggunakan hasil riset sehingga bisa dihasilkan bibit unggul untuk meningkatkan produksi pertanian.
Selain itu, pemerintah juga hendaknya dapat memberikan bantuan sarana produksi pertanian, selain adanya upaya peningkatan SDM pertanian.
Pilkada Bali 2018 diikuti dua pasangan calon, yakni pasangan nomor urut 1 Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace). Pasangan itu diusulkan oleh empat parpol peraih kursi di DPRD Bali, yakni PDIP, Hanura, PAN, dan serta PKPI. Pasangan tersebut juga didukung PKB dan PPP.
Pesaingnya adalah pasangan nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) diusulkan oleh empat partai peraih kursi di DPRD Bali, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Nasdem. Mereka juga didukung oleh PKS, PBB, dan Perindo. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kedepan, kami akan buatkan regulasi agar hasil petani bisa dipertemukan dengan konsumen, agar hasil pertanian Bali bisa diserap oleh sektor pariwisata," kata Cagub Bali nomor urut 1 Wayan Koster saat menjawab pertanyaan moderator pada debat tersebut.
Menurut dia, selama ini petani belum memiliki kepastian harga jual dari hasil pertanian mereka karena belum ada ruang pertemuan antara pertanian dan konsumen, khususnya pada sektor pariwisata.
Oleh karena itu, pemerintah hendaknya memanfaatkan banyaknya jumlah kunjungan wisman yang tiap tahunnya mencapai 6 juta ke Bali, dengan kewajiban bagi sektor industri jasa di Bali menyerap hasil pertanian Bali.
"Hal itu penting agar petani kita bisa merasakan hasil pariwisata kita," ujar Koster pada debat yang dimoderatori Indiarto Priadi dan disiarkan langsung Stasiun TV One itu.
Selain itu, Koster juga ingin pendapatan petani juga terjamin. Caranya adalah dengan membuatkan peraturan harga yang menjadi pendapatan petani. Kedepan, wajib diatur harga jual hasil pertanian Bali minimal 20-30 persen dari modal yang dikeluarkannya dan juga menyiapkan industri olahan hasil pertanian
"Pasarnya juga kita siapkan. Jadi, dari hulu ke hilir kita, sektor pertanian ini akan kita urus, kita sinergikan dengan pariwisata agar petani kita mendapat nilai tambah," ucapnya.
Baca juga: "Perang" tarif hotel jadi topik debat Pilkada Bali
Sementara itu, Calon Wakil Gubernur Bali nomor urut 2 Ketut Sudikerta menjawab pertanyaan moderator mengatakan diperlukan alokasi anggaran untuk menyiapkan sejumlah infrastruktur di bidang pertanian seperti waduk, saluran irigasi hingga membangun jalan setapak agar bisa memudahkan akses produksi.
Untuk meningkatkan nilai tukar petani, lanjut Sudikerta, bisa dengan menggunakan hasil riset sehingga bisa dihasilkan bibit unggul untuk meningkatkan produksi pertanian.
Selain itu, pemerintah juga hendaknya dapat memberikan bantuan sarana produksi pertanian, selain adanya upaya peningkatan SDM pertanian.
Pilkada Bali 2018 diikuti dua pasangan calon, yakni pasangan nomor urut 1 Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace). Pasangan itu diusulkan oleh empat parpol peraih kursi di DPRD Bali, yakni PDIP, Hanura, PAN, dan serta PKPI. Pasangan tersebut juga didukung PKB dan PPP.
Pesaingnya adalah pasangan nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) diusulkan oleh empat partai peraih kursi di DPRD Bali, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Nasdem. Mereka juga didukung oleh PKS, PBB, dan Perindo. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018