Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak para pemuka agama di daerah itu bersama-sama menghadirkan makna "sanatana dharma" atau kebenaran yang abadi kepada generasi muda di Pulau Dewata.

"Kami wajib memberikan makna yang benar kepada masyarakat, utamanya generasi penerus tentang `sanatana dharma`, sebagai pegangan dan pijakan menghadapi perubahan yang begitu masif," kata Pastika saat memberikan sambutan pada Dharma Shanti Nyepi Tahun Caka 1940, di Gedung Kerta Sabha, Denpasar, Jumat.

Menurut dia, perubahan dewasa ini ditandai dengan "6 D" yang terdiri dari Digitization (digitalisasi), Deception (perusakan), Disruption (kekacauan), Dematerialization (dematerialisasi), Demonetization (demonisasi) dan Democratization (demokratisasi), yang berimbas terhadap sistem yang sudah berjalan.

"Perubahan itu sebagai akibat derasnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," ucapnya.

Oleh karena itu, menurut Pastika penting dihadirkannya pemaknaan "sanatana dharma" kepada generasi muda karena merekalah yang akan mewarisi alam semesta.

"Apalagi ini kesempatan terakhir saya dalam dharma shanti hadir di sini sebagai seorang gubernur, dan ini tugas serta tanggung jawab kita semua bagaimana eksistensi kita sebagai manusia, tetap mendapat tempat di kancah global yang penuh perubahan ini," ujar Pastika.

Sementara itu, Ketua PHDI Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan dengan acara dharma shanti tersebut menjadi salah satu wujud bagaimana mengimplementasikan makna dan nilai Nyepi bagi kemajuan umat Hindu.

"Hal ini juga sebagai ucapan terima kasih kepada seluruh umat beragama yang telah mendukung penyelenggaraan Nyepi secara total sehingga bisa berjalan dengan sukses dan dunia pun mencontoh Nyepi ini," ucapnya.

Menurut Sudiana, betapa dunia mengakui bahwa Bali bisa menghentikan media sosial selama 24 jam selama Nyepi.

"Nilai-nilai spiritual dan sosial budaya yang berguna bagi masyarakat perlu dipertahankan. Mempertahankan ini agak berat. Oleh karena itu seluruh masyarakat Bali, harus bisa menjaga nilai taksu Bali sehingga bisa membuat daerah kita semakin dikenal dan menjadi teladan," ujarnya.

Sudiana yang juga Rektor IHDN Denpasar itu menambahkan, pelaksanaan dharma shanti kali ini terasa istimewa karena dalam Nyepi tahun ini, hampir tidak ada peristiwa yang mengecewakan seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Dharma shanti ini istimewa karena menjadi yang terakhir kalinya dihadiri oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika," ucapnya.

Acara yang akan diikuti oleh pimpinan tokoh umat Hindu dan umat beragama lainnya, serta pejabat eselon di lingkungan Pemprov Bali tersebut juga diisi "dharma wacana" atau ceramah keagamaan oleh Ida Pedanda Gede Kekeran. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018