Kuta (Antaranews Bali) - Maskapai Garuda Indonesia mencatat tingkat keterisian penumpang pada rute Mumbai, India menuju Denpasar mencapai lebih dari 82 persen pada penerbangan perdana yang dilayani maskapai tersebut.
"Ini angka yang cukup baik dan sangat baik bagi penerbangan perdana," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury setelah mendarat dari Mumbai di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Menurut Pahala, pihaknya sebelumnya melakukan promosi intensif menyasar pasar India sehingga mampu meraup keterisian penumpang pada rute "gemuk" itu.
Pada penerbangan perdana tersebut, GA-815 mengangkut sebanyak 192 penumpang dari total kapasitas mencapai 222 orang yang dilayani menggunakan pesawat Airbus 330 seri 200 dengan konfigurasi 36 kelas bisnis dan 186 kelas ekonomi.
Burung besi berbadan lebar itu mendarat di Bali sekitar pukul 08.30 WITA dan langsung disambut dengan kucuran air sebagai tanda penyambutan penerbangan perdana atau "water salute".
Untuk jadwal lanjutan, Pahala mengharapkan okupansi mencapai di atas 75 persen apalagi wisatawan dari India masuk ke Indonesia tidak memerlukan visa sehingga kemudahan itu memungkinkan mereka berkunjung ke Bali lebih besar.
Turut serta dalam penerbangan terbaru itu Pahala N Mansury dan Menteri Pariwisata Arief Yahya serta kedua jajaran masing-masing yang disambut tarian khas Bali ketika memasuki terminal kedatangan internasional.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengharapkan dengan dibukanya penerbangan perdana itu akan mendongkrak turis India ke Indonesia khususnya Bali.
"Kami sangat bersyukur, tiga tahun menunggu penerbangan India ke Bali. India merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan tertinggi," katanya.
Arief mengatakan wisatawan dari India tumbuh signifikan ke Indonesia mencapai 485 ribu selama tahun 2017 atau mencapai 29 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya tanpa ada penerbangan langsung.
Dengan penerbangan langsung itu, pihaknya optimistis bisa tumbuh hingga 40 persen menjadi sekitar 700 ribu orang.
Sebagian besar wisatawan dari India berwisata bersama keluarga, menggelar pertemuan (MICE) dan wisatawan yang melakukan bulan madu.
Seorang penumpang dari Mumbai Jignesh Thakkar mengaku tidak menyia-nyiakan adanya penerbangan langsung tersebut untuk berwisata di Bali.
Nama Bali, lanjut dia, sangat dikenal sebagian besar masyarakat India karena keindahan alam dan budaya ysng mirip dengan negara tersebut.
"Sebagian besar teman saya merekomendasikan Bali sebagai tempat berlibur sekaligus kami ingin menghabiskan bulan madu," ucap Jignesh sesaat setelah mendarat di Pulau Dewata. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Ini angka yang cukup baik dan sangat baik bagi penerbangan perdana," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury setelah mendarat dari Mumbai di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Menurut Pahala, pihaknya sebelumnya melakukan promosi intensif menyasar pasar India sehingga mampu meraup keterisian penumpang pada rute "gemuk" itu.
Pada penerbangan perdana tersebut, GA-815 mengangkut sebanyak 192 penumpang dari total kapasitas mencapai 222 orang yang dilayani menggunakan pesawat Airbus 330 seri 200 dengan konfigurasi 36 kelas bisnis dan 186 kelas ekonomi.
Burung besi berbadan lebar itu mendarat di Bali sekitar pukul 08.30 WITA dan langsung disambut dengan kucuran air sebagai tanda penyambutan penerbangan perdana atau "water salute".
Untuk jadwal lanjutan, Pahala mengharapkan okupansi mencapai di atas 75 persen apalagi wisatawan dari India masuk ke Indonesia tidak memerlukan visa sehingga kemudahan itu memungkinkan mereka berkunjung ke Bali lebih besar.
Turut serta dalam penerbangan terbaru itu Pahala N Mansury dan Menteri Pariwisata Arief Yahya serta kedua jajaran masing-masing yang disambut tarian khas Bali ketika memasuki terminal kedatangan internasional.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengharapkan dengan dibukanya penerbangan perdana itu akan mendongkrak turis India ke Indonesia khususnya Bali.
"Kami sangat bersyukur, tiga tahun menunggu penerbangan India ke Bali. India merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan tertinggi," katanya.
Arief mengatakan wisatawan dari India tumbuh signifikan ke Indonesia mencapai 485 ribu selama tahun 2017 atau mencapai 29 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya tanpa ada penerbangan langsung.
Dengan penerbangan langsung itu, pihaknya optimistis bisa tumbuh hingga 40 persen menjadi sekitar 700 ribu orang.
Sebagian besar wisatawan dari India berwisata bersama keluarga, menggelar pertemuan (MICE) dan wisatawan yang melakukan bulan madu.
Seorang penumpang dari Mumbai Jignesh Thakkar mengaku tidak menyia-nyiakan adanya penerbangan langsung tersebut untuk berwisata di Bali.
Nama Bali, lanjut dia, sangat dikenal sebagian besar masyarakat India karena keindahan alam dan budaya ysng mirip dengan negara tersebut.
"Sebagian besar teman saya merekomendasikan Bali sebagai tempat berlibur sekaligus kami ingin menghabiskan bulan madu," ucap Jignesh sesaat setelah mendarat di Pulau Dewata. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018