Jakarta (Antaranews Bali) - Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ditjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Supriano meminta siswa yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) SMP sederajat untuk tidak stres menghadapi ujian.
"Sejauh ini persiapan untuk UN SMP besok berjalan lancar dan siap melaksanakan UN baik UN Berbasis Komputer (UNBK) maupun UN Kertas Pensil (UNKP)," ujar Supriano kepada Antara di Jakarta, Minggu.
Supriano juga meminta siswa untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian. Meski demikian, dia meminta siswa tidak stres menghadapi ujian tersebut.
"Tidak perlu stres menghadapi UN, karena UN bukan lagi syarat kelulusan melainkan hanya digunakan untuk pemetaan pendidikan," tambah Supriano.
Dia menambahkan keberadaan UNBK terbukti mengurangi tingkat stres peserta, karena tidak perlu lagi melingkari jawaban di kertas dan jika tidak tahu jawabannya bisa mengerjakan soal berikutnya.
"Saya bertemu dengan anak-anak yang ada di pulau-pulau terpencil, mereka bahkan mengatakan senang dengan adanya UNBK. Bahkan di Pulau Barangcaddi, Sulawesi Selatan, anak-anak yang mau UNBK harus ke kota dulu dan harus menginap di kota. Tapi semuanya mengaku senang," jelas Supriano.
Kemdikbud berharap agar pada 2019, UN untuk tingkat SMP 100 persen UNBK. Untu itu, dia meminta pemerintah daerah turut bahu-membahu agar bisa menerapkan UNBK 100 persen pada 2019. Untuk UN 2018 tingkat SMP, baru dua provinsi yang menyelenggarakan 100 persen UNBK yakni DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.
UN untuk tingkat SMP akan digelar pada 23 April hingga 26 April. UN untuk SMP tersebut diikuti 4.296.557 siswa SMP dan MTs. Dari jumlah tersebut, peserta yang mengikuti UN berbasis komputer (UNBK) sebanyak 63 persen atau 2.694.692 siswa dan UN kertas pensil (UNKP) diikuti 1.601.865 siswa atau 37 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Sejauh ini persiapan untuk UN SMP besok berjalan lancar dan siap melaksanakan UN baik UN Berbasis Komputer (UNBK) maupun UN Kertas Pensil (UNKP)," ujar Supriano kepada Antara di Jakarta, Minggu.
Supriano juga meminta siswa untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian. Meski demikian, dia meminta siswa tidak stres menghadapi ujian tersebut.
"Tidak perlu stres menghadapi UN, karena UN bukan lagi syarat kelulusan melainkan hanya digunakan untuk pemetaan pendidikan," tambah Supriano.
Dia menambahkan keberadaan UNBK terbukti mengurangi tingkat stres peserta, karena tidak perlu lagi melingkari jawaban di kertas dan jika tidak tahu jawabannya bisa mengerjakan soal berikutnya.
"Saya bertemu dengan anak-anak yang ada di pulau-pulau terpencil, mereka bahkan mengatakan senang dengan adanya UNBK. Bahkan di Pulau Barangcaddi, Sulawesi Selatan, anak-anak yang mau UNBK harus ke kota dulu dan harus menginap di kota. Tapi semuanya mengaku senang," jelas Supriano.
Kemdikbud berharap agar pada 2019, UN untuk tingkat SMP 100 persen UNBK. Untu itu, dia meminta pemerintah daerah turut bahu-membahu agar bisa menerapkan UNBK 100 persen pada 2019. Untuk UN 2018 tingkat SMP, baru dua provinsi yang menyelenggarakan 100 persen UNBK yakni DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.
UN untuk tingkat SMP akan digelar pada 23 April hingga 26 April. UN untuk SMP tersebut diikuti 4.296.557 siswa SMP dan MTs. Dari jumlah tersebut, peserta yang mengikuti UN berbasis komputer (UNBK) sebanyak 63 persen atau 2.694.692 siswa dan UN kertas pensil (UNKP) diikuti 1.601.865 siswa atau 37 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018