Gianyar (Antaranews Bali) - Dinas Kebudyaan Kabupaten Gianyar, Bali berupaya membangkitkan kecintaan generasi muda terhadap Bahasa Bali melalui kegiatan dan lomba bahasa daerah dalam rangka momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-247 Kota Gianyar.
Kegiatan lomba Nyastra yang melibatkan pelajar dari seluruh jenjang pendidikan mulai sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas serta sekolah menengah kejuruan itu berlangsung di Balai Budaya Gianyar, Jumat.
Kegiatan lomba nyastra itu terdiri atas lomba "mececimpedan" tingkat SD, "mesatua Bali" tingkat SD, lomba pidato berbahasa daerah Bali tingkat SMP, lomba penulisan puisi Bali modern dan lomba desain poster Paribasa Bali.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Drs IGN Wijana mengatakan, kegiatan lomba nyastra yang digelar secara berkesinambungan setiap tahun itu bertujuan untuk meningkatkan kembali kecintaan generasi muda akan Bahasa daerah Bali.
Berbagai kegiatan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik bagi para pelajar untuk ikut dalam kegiatan lomba tersebut, seperti lomba poster. Membuat poster dikalangan siswa SMA/SMK tentu tidak asing lagi, apalagi didukung dengan teknologi komputer yang dilengkapi dengan berbagai aplikasi yang canggih.
Hal itu tidak jauh berbeda dengan lomba poster paribasa daerah Bali, para peserta diminta untuk menterjemahkan suatu paribasa Bali dalam bentuk gambar poster. Nantinya peserta dalam waktu 90 menit akan membuat poster dalam kertas ukuran A3 sebagai media gambar.
"Mereka akan menvisualisasikan sebuah Paribasa Bali, dimana dalam poster tersebut nantinya terkandung makna dari paribasa, sehingga sangat menarik sekali," kata Ngurah Wijana.
Ia menambahkan, lomba jenis lainnya juga menarik terbukti banyak pengunjung dan penonton yang menyaksikannya, seperti lomba mesatua (bercerita) yang diikuti murid SD.
Dalam kegiatan tersebut banyak anak-anak yang begitu fasih bercerita dalam Bahasa daerah Bali. Vocal, seperti ketepatan dan kekuatan ucapan, variasi bunyi, mimik, anggah ungguhing basa maupun kelengutan bahasa mampu mereka bawakan dengan apik.
?Ini juga salah satu tujuan kami mengadakan lomba, yakni menjaring bibit-bibit potensial di bidang seni sastra Bali. Kelak harapan kami mereka mampu menularkan kecintaan mereka kepada seni sastra daerah pada teman-teman sebayanya," ujar Ngurah Wijana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Kegiatan lomba Nyastra yang melibatkan pelajar dari seluruh jenjang pendidikan mulai sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas serta sekolah menengah kejuruan itu berlangsung di Balai Budaya Gianyar, Jumat.
Kegiatan lomba nyastra itu terdiri atas lomba "mececimpedan" tingkat SD, "mesatua Bali" tingkat SD, lomba pidato berbahasa daerah Bali tingkat SMP, lomba penulisan puisi Bali modern dan lomba desain poster Paribasa Bali.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Drs IGN Wijana mengatakan, kegiatan lomba nyastra yang digelar secara berkesinambungan setiap tahun itu bertujuan untuk meningkatkan kembali kecintaan generasi muda akan Bahasa daerah Bali.
Berbagai kegiatan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik bagi para pelajar untuk ikut dalam kegiatan lomba tersebut, seperti lomba poster. Membuat poster dikalangan siswa SMA/SMK tentu tidak asing lagi, apalagi didukung dengan teknologi komputer yang dilengkapi dengan berbagai aplikasi yang canggih.
Hal itu tidak jauh berbeda dengan lomba poster paribasa daerah Bali, para peserta diminta untuk menterjemahkan suatu paribasa Bali dalam bentuk gambar poster. Nantinya peserta dalam waktu 90 menit akan membuat poster dalam kertas ukuran A3 sebagai media gambar.
"Mereka akan menvisualisasikan sebuah Paribasa Bali, dimana dalam poster tersebut nantinya terkandung makna dari paribasa, sehingga sangat menarik sekali," kata Ngurah Wijana.
Ia menambahkan, lomba jenis lainnya juga menarik terbukti banyak pengunjung dan penonton yang menyaksikannya, seperti lomba mesatua (bercerita) yang diikuti murid SD.
Dalam kegiatan tersebut banyak anak-anak yang begitu fasih bercerita dalam Bahasa daerah Bali. Vocal, seperti ketepatan dan kekuatan ucapan, variasi bunyi, mimik, anggah ungguhing basa maupun kelengutan bahasa mampu mereka bawakan dengan apik.
?Ini juga salah satu tujuan kami mengadakan lomba, yakni menjaring bibit-bibit potensial di bidang seni sastra Bali. Kelak harapan kami mereka mampu menularkan kecintaan mereka kepada seni sastra daerah pada teman-teman sebayanya," ujar Ngurah Wijana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018