Palangka Raya (Antaranews) - Pengamat sosial kemasyarakatan di Kalimantan Tengah, Heru Hidayat menilai budaya literasi (membaca dan menulis) merupakan salah satu cara yang ampuh untuk menangkal penyebaran berita bohong atau x".
"Budaya literasi sangat penting dengan penyebaran informasi atau berita sesuai dengan fakta. Hal ini akan meminimalkan penyebaran informasi atau berita yang tidak benar di masyarakat," katanya di Palangka Raya, Kamis.
Mantan anggota DPRD Kalteng ini mengatakan setiap orang wajib memiliki kemampuan menganalisa dan memahami setiap informasi maupun berita yang tersebar di tengah masyarakat.
Kemampuan tersebut akan semakin terasah jika masyarakat telah menerapkan budaya membaca dan menulis.
Budaya literasi sangat mendesak untuk dilakukan seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya kaum terpelajar saja tetapi seluruh lapisan masyarakat.
Terlebih dengan maraknya informasi bohong. Ketika budaya membaca dan menulis telah melekat maka setiap orang akan terus mencari kebenaran setiap informasi melalui berbagai sumber secara teliti hingga berita itu bisa dipastikan kebenarannya," katanya.
Selanjutnya Heru mengatakan, selain peningkatan budaya literasi, upaya penanganan dan antisipasi penyebaran berita bohong juga harus dilakukan melalui penerapan hukum yang adil dan merata serta tegas.
"Artinya siapapun yang melanggar dan terlibat dengan "hoax" maka harus di proses hukum secara adil tanpa pandang bulu. Ini wajib dilakukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap upaya penegakan hukum," katanya.
Selain itu, masyarakat juga dinilai perlu mendapat edukasi atau pembelajaran tentang pentingnya persatuan, kesatuan dan saling percaya serta menjunjung tinggi toleransi agar tak mudah terpecah belah akibat penyebaran berita bohong atau "hoax".
Pernyataan itu diungkapkan dia terkait semakin maraknya penyebaran berita bohong di tengah masyarakat. Terlebih lagi 2018-2019 merupakan tahun politik yang berpotensi tinggi dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab melalui berbagai cara termasuk penyebar "hoax" untuk keuntungan pribadi.
"Kami juga mengajak masyarakat tetap menjaga suasana yang aman, tertib dan kondusif. Kemudian bersama-sama juga menjaga persatuan sebagai anak bangsa dalam situasi apapun termasuk dalam menghadapi pemilihan kepada daerah tahun 2018 dan pemilu tahun 2019 nanti," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Budaya literasi sangat penting dengan penyebaran informasi atau berita sesuai dengan fakta. Hal ini akan meminimalkan penyebaran informasi atau berita yang tidak benar di masyarakat," katanya di Palangka Raya, Kamis.
Mantan anggota DPRD Kalteng ini mengatakan setiap orang wajib memiliki kemampuan menganalisa dan memahami setiap informasi maupun berita yang tersebar di tengah masyarakat.
Kemampuan tersebut akan semakin terasah jika masyarakat telah menerapkan budaya membaca dan menulis.
Budaya literasi sangat mendesak untuk dilakukan seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya kaum terpelajar saja tetapi seluruh lapisan masyarakat.
Terlebih dengan maraknya informasi bohong. Ketika budaya membaca dan menulis telah melekat maka setiap orang akan terus mencari kebenaran setiap informasi melalui berbagai sumber secara teliti hingga berita itu bisa dipastikan kebenarannya," katanya.
Selanjutnya Heru mengatakan, selain peningkatan budaya literasi, upaya penanganan dan antisipasi penyebaran berita bohong juga harus dilakukan melalui penerapan hukum yang adil dan merata serta tegas.
"Artinya siapapun yang melanggar dan terlibat dengan "hoax" maka harus di proses hukum secara adil tanpa pandang bulu. Ini wajib dilakukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap upaya penegakan hukum," katanya.
Selain itu, masyarakat juga dinilai perlu mendapat edukasi atau pembelajaran tentang pentingnya persatuan, kesatuan dan saling percaya serta menjunjung tinggi toleransi agar tak mudah terpecah belah akibat penyebaran berita bohong atau "hoax".
Pernyataan itu diungkapkan dia terkait semakin maraknya penyebaran berita bohong di tengah masyarakat. Terlebih lagi 2018-2019 merupakan tahun politik yang berpotensi tinggi dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab melalui berbagai cara termasuk penyebar "hoax" untuk keuntungan pribadi.
"Kami juga mengajak masyarakat tetap menjaga suasana yang aman, tertib dan kondusif. Kemudian bersama-sama juga menjaga persatuan sebagai anak bangsa dalam situasi apapun termasuk dalam menghadapi pemilihan kepada daerah tahun 2018 dan pemilu tahun 2019 nanti," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018