Mangupura (Antaranews Bali) - Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Badung, Bali, yang juga Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, mendukung keberadaan Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS se-Kabupaten Badung dan mendorong kelompok itu meningkatkan eksistensi dalam penanggulangan HIV-AIDS setempat.
"Eksistensi Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS harus terus ditingkatkan dan harus didukung oleh semua pihak, agar program ini dapat terus ditingkatkan, baik secara kualitas maupun kuantitas, guna membentengi para mahasiswa," ujar Wabup Suiasa saat membuka Pelatihan Mahasiswa Peduli AIDS di Kampus STIKES Bina Usada, Badung, Rabu.
Wabup Suiasa mengatakan, pihaknya menyambut baik pelatihan Mahasiswa Peduli AIDS tersebut sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan HIV-AIDS dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan perguruan tinggi negeri dan swasta di Kabupaten Badung.
"Mahasiswa peduli AIDS adalah sebuah bentuk kegiatan pemberdayaan remaja dari perguruan tinggi negeri maupun swasta di Kabupaten Badung agar terhindar dari penularan HIV-AIDS dan bahaya penyalahgunaan narkotika," katanya.
Wabup Suiasa menjelaskan, dalam kurun beberapa tahun terakhir, kasus HIV dan AIDS di Badung meningkat tajam. Tercatat hingga bulan Desember 2017, sebanyak 2.902 kasus, terdiri dari HIV 1.738 kasus, AIDS 1.164 kasus terjadi di wilayah Badung.
Untuk kelompok umur yang paling tinggi terserang adalan usia 20-49 tahun dengan 2.440 orang atau 90,5 persen dari total kasus. Jika sejak terinfeksi sampai masuk ke kondisi AIDS membutuhkan waktu lima tahun, maka usia terendah saat terinfeksi sekitar 15-24 tahun.
"Jalur penularan terbesar pada usia muda adalah hubungan seksual dan penyalahgunaan napza. Sedangkan kaum muda yang memiliki pengetahuan HIV-AIDS yang komprehensif baru 21,3 persen. Hal tersebut perlu diperhatikan agar bagaimana generasi muda dapat mencegah penularan HIV-AIDS," kata Wabup Suiasa.
Sementara itu, Ketua Panitia, Gede Teda, mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman generasi muda, khususnya mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta di Kabupaten Badung, tentang HIV-AIDS, narkoba dan kesehatan reproduksi.
"Ini juga bertujuan meningkatkan upaya kesehatan di lingkungan perguruan tinggi, membentuk Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS dan menjadikan mahasiswa memiliki keterampilan ketahanan hidup dalam menghadapi masalah pergaulan remaja," ujarnya.
Pelatihan yang pertama kali dilaksanakan KPA Kabupaten Badung tersebut, diikuti oleh 45 peserta dari perwakilan perguruan tinggi negeri maupun swasta di Badung dan direncanakan berlangsung selama tiga hari.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Eksistensi Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS harus terus ditingkatkan dan harus didukung oleh semua pihak, agar program ini dapat terus ditingkatkan, baik secara kualitas maupun kuantitas, guna membentengi para mahasiswa," ujar Wabup Suiasa saat membuka Pelatihan Mahasiswa Peduli AIDS di Kampus STIKES Bina Usada, Badung, Rabu.
Wabup Suiasa mengatakan, pihaknya menyambut baik pelatihan Mahasiswa Peduli AIDS tersebut sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan HIV-AIDS dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan perguruan tinggi negeri dan swasta di Kabupaten Badung.
"Mahasiswa peduli AIDS adalah sebuah bentuk kegiatan pemberdayaan remaja dari perguruan tinggi negeri maupun swasta di Kabupaten Badung agar terhindar dari penularan HIV-AIDS dan bahaya penyalahgunaan narkotika," katanya.
Wabup Suiasa menjelaskan, dalam kurun beberapa tahun terakhir, kasus HIV dan AIDS di Badung meningkat tajam. Tercatat hingga bulan Desember 2017, sebanyak 2.902 kasus, terdiri dari HIV 1.738 kasus, AIDS 1.164 kasus terjadi di wilayah Badung.
Untuk kelompok umur yang paling tinggi terserang adalan usia 20-49 tahun dengan 2.440 orang atau 90,5 persen dari total kasus. Jika sejak terinfeksi sampai masuk ke kondisi AIDS membutuhkan waktu lima tahun, maka usia terendah saat terinfeksi sekitar 15-24 tahun.
"Jalur penularan terbesar pada usia muda adalah hubungan seksual dan penyalahgunaan napza. Sedangkan kaum muda yang memiliki pengetahuan HIV-AIDS yang komprehensif baru 21,3 persen. Hal tersebut perlu diperhatikan agar bagaimana generasi muda dapat mencegah penularan HIV-AIDS," kata Wabup Suiasa.
Sementara itu, Ketua Panitia, Gede Teda, mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman generasi muda, khususnya mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta di Kabupaten Badung, tentang HIV-AIDS, narkoba dan kesehatan reproduksi.
"Ini juga bertujuan meningkatkan upaya kesehatan di lingkungan perguruan tinggi, membentuk Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS dan menjadikan mahasiswa memiliki keterampilan ketahanan hidup dalam menghadapi masalah pergaulan remaja," ujarnya.
Pelatihan yang pertama kali dilaksanakan KPA Kabupaten Badung tersebut, diikuti oleh 45 peserta dari perwakilan perguruan tinggi negeri maupun swasta di Badung dan direncanakan berlangsung selama tiga hari.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018