Bangli (Antara Bali) - Pasca kematian ribuan ikan di Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, para petani setempat menebar 60 ton bibit ikan.

"Setelah sempat vakum beberapa minggu, para petani ikan di Danau Batur kembali melakukan aktivitasnya, salah satunya menebar 60 ton bibit ikan," kata Kepala Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, I Made Antara, Rabu.

Dengan adanya usaha penebaran bibit itu, dia memastikan produksi ikan akan kembali normal.

"Saat ini keadaan sangat  memprihatinkan karena  permintaan ikan Danau Batur masih belum normal," jelasnya.

Permasalahannya saat ini, kata Antara bagaimana mengembalikan kepercayaan konsumen agar mengkonsumsi ikan danau Batur.

Ditegaskan, harga ikan saat ini masih tetap seperti hari sebelumnya, yakni antara Rp15-17 ribu perkilogram.

"Mengacu pada hukum ekonomi mestinya harga ikan naik karena produksi sedikit, namun kali ini hukum itu tak berlaku lantaran adanya trauma makan ikan di kalangan konsumen," jelasnya.

Ibu Jero, salah seorang pedagang ikan asal Kintamani mengakui kalau saat ini para pedagang makanan olahan mujair di sejumlah lokasi di Bangli  masih menangkap adanya keluhan konsumen enggan mengkonsumsi ikan Danau Batur.

"Memang masih ada yang bertanya apakah mengkonsumsi ikan danau Batur telah aman. Dan setelah kami yakinkan mereka akhirnya memutuskan untuk mengkonsumsinya," ujarnya.

Seperti diketahui ribuan ikan di danau Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli mati setelah mengisap letusan belerang dari dasar danau.

Kondisi ini membuat petani setempat mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011