Denpasar (Antaranews Bali) - Provinsi Bali pada 2018 menerima kuota untuk memberangkatkan warga setempat menjadi transmigran ke sejumlah daerah di Pulau Sulawesi sebanyak 15 kepala keluarga.
"Rencananya untuk jatah 15 KK ini, semuanya akan diberikan untuk warga Kabupaten Karangasem yang pemberangkatannya pada akhir tahun," kata Kepala Bidang Perluasan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi Disnaker dan ESDM Provinsi Bali Gusti Putu Ngurah Wiranatha di Denpasar, Rabu.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kuota yang diberikan untuk Bali dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk tahun ini lebih sedikit. Pada 2017, Bali mendapatkan jatah untuk 30 transmigran.
Padahal, lanjut Wiranatha, animo masyarakat Bali untuk bertransmigrasi masih cukup tinggi, khususnya dari tujuh kabupaten di Bali (di luar Kabupaten Badung dan Kota Denpasar). Setidaknya hingga awal Maret 2018, warga Bali yang mengajukan usulan untuk menjadi transmigran sudah lebih dari 150 orang.
"Rata-rata alasan warga yang ingin bertransmigrasi karena mereka tidak memiliki lahan di Bali. Yang jelas, kami sama sekali tidak pernah memaksa masyarakat Bali agar mau bertransmigrasi," ucapnya.
Sebanyak 15 KK yang mendapat kesempatan bertransmigrasi itu, ujar Wiranatha, rencananya akan ditempatkan di daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. "Untuk setiap provinsi di Pulau Sulawesi tersebut, masing-masing akan ditempatkan 5 KK warga Bali," ujarnya.
Wiranatha menambahkan bahwa berdasarkan informasi sementara yang diterima pihaknya, para transmigran asal Bali tersebut rencananya untuk pemberangkatannya akan menggunakan pesawat terbang.
"Fasilitas yang diberikan pemerintah pusat menuju daerah transmigrasi di antaranya menyangkut paket transportasi, pelatihan dan perbekalan. Sementara dari Pemprov Bali biasanya akan memberikan bantuan buku-buku keagamaan," katanya.
Di tempat transmigrasi, mereka masing-masing biasanya akan mendapatkan tanah seluas dua hektare dan rumah, yang selanjutnya mereka dapat bercocok tanam dengan pola tanam di lahan kering.
Menurut Wiranatha, rata-rata warga Bali yang telah bertransmigrasi selama ini relatif sukses di tempatnya yang baru. Mereka ada yang menanam kemiri, kopi, bawang merah dan sejumlah komoditas lainnya disesuaikan dengan kondisi wilayah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Rencananya untuk jatah 15 KK ini, semuanya akan diberikan untuk warga Kabupaten Karangasem yang pemberangkatannya pada akhir tahun," kata Kepala Bidang Perluasan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi Disnaker dan ESDM Provinsi Bali Gusti Putu Ngurah Wiranatha di Denpasar, Rabu.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kuota yang diberikan untuk Bali dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk tahun ini lebih sedikit. Pada 2017, Bali mendapatkan jatah untuk 30 transmigran.
Padahal, lanjut Wiranatha, animo masyarakat Bali untuk bertransmigrasi masih cukup tinggi, khususnya dari tujuh kabupaten di Bali (di luar Kabupaten Badung dan Kota Denpasar). Setidaknya hingga awal Maret 2018, warga Bali yang mengajukan usulan untuk menjadi transmigran sudah lebih dari 150 orang.
"Rata-rata alasan warga yang ingin bertransmigrasi karena mereka tidak memiliki lahan di Bali. Yang jelas, kami sama sekali tidak pernah memaksa masyarakat Bali agar mau bertransmigrasi," ucapnya.
Sebanyak 15 KK yang mendapat kesempatan bertransmigrasi itu, ujar Wiranatha, rencananya akan ditempatkan di daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. "Untuk setiap provinsi di Pulau Sulawesi tersebut, masing-masing akan ditempatkan 5 KK warga Bali," ujarnya.
Wiranatha menambahkan bahwa berdasarkan informasi sementara yang diterima pihaknya, para transmigran asal Bali tersebut rencananya untuk pemberangkatannya akan menggunakan pesawat terbang.
"Fasilitas yang diberikan pemerintah pusat menuju daerah transmigrasi di antaranya menyangkut paket transportasi, pelatihan dan perbekalan. Sementara dari Pemprov Bali biasanya akan memberikan bantuan buku-buku keagamaan," katanya.
Di tempat transmigrasi, mereka masing-masing biasanya akan mendapatkan tanah seluas dua hektare dan rumah, yang selanjutnya mereka dapat bercocok tanam dengan pola tanam di lahan kering.
Menurut Wiranatha, rata-rata warga Bali yang telah bertransmigrasi selama ini relatif sukses di tempatnya yang baru. Mereka ada yang menanam kemiri, kopi, bawang merah dan sejumlah komoditas lainnya disesuaikan dengan kondisi wilayah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018