Negara, (Antaranews Bali) - Meskipun saat ini masih sepi, pedagang batu akik di Kabupaten Jembrana, Bali  optimis bisnis tersebut akan bangkit kembali seperti beberapa tahun lalu.
     
"Bisnis batu akik memang musiman. Situasi pasar yang sepi seperti sekarang ini tidak akan selamanya," kata Taufiq, salah seorang pedagang batu akik di Negara, Selasa.
     
Ia mengatakan, meskipun sulit mendapatkan pembeli, bahkan untuk satu buah setiap hari, ia tetap menjajakan batu akik sebagai pekerjaan sampingan.
     
Menurutnya, masyarakat pecinta batu saat ini lebih condong ke jenis batu permata, atau batu-batu yang sudah memiliki nama seperti bacan dan pirus.
     
"Waktu penjualan batu akik meledak sekitar dua tahun lalu, seluruh jenis batu akik bisa dijual. Sekarang pembeli memilih batu yang sudah terkenal saja," katanya.
     
Terkait harga, ia mengatakan, sangat jauh dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, karena batu akik yang kala itu berharga jutaan rupiah saat ini hanya mencapai ratusan ribu rupiah.
     
"Harganya jelas sangat jatuh. Yang harga jutaan rupiah sekarang hanya ratusan ribu rupiah, itupun masih sulit mencari pembeli," katanya.
     
Optimisme penjualan batu akik akan kembali meledak juga disampaikan Imam, pedagang lainnya yang setelah peminat batu akik sepi, beralih ke bisnis minyak selain masih menawarkan batu akik.
     
Laki-laki yang sering berburu bahan batu akik di sungai-sungai Jembrana ini mengatakan, masih sering berkomunikasi dengan sesama pecinta batu akik dari dalam maupun luar daerah.
     
"Saat ini sembilanpuluh persen lebih penjualan batu akik menurun, tapi saya tetap bertahan saja, karena memang saya hobby mengkoleksi batu akik," katanya.
     
Berbeda dengan Taufiq yang lebih banyak beralih ke batu permata, ia tetap memilih batu akik sebagai jenis batu jualan utamanya, khususnya yang asli dari Kabupaten Jembrana.
     
Menurutnya, terkenal atau tidaknya jenis batu akik hanyalah pencitraan, karena pada dasarnya batu akik dari setiap daerah memiliki kandungan yang hampir sama, dengan keindahan masing-masing.
     
Sedangkan Dwi, kolektor dan pedagang batu akik lainnya memilih untuk mencari pekerjaan utama lainnya, sambil menunggu penjualan batu akik kembali meledak.
     
"Ada masanya nanti penjualan batu akik seperti dua atau tiga tahun lalu. Sekarang batu akik koleksi saya lebih banyak tersimpan, toh juga tidak membusuk," katanya.(GBI)

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018