Gianyar (Antaranews Bali) - Ratusan warga Desa Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali, mengikuti parade ogoh-ogoh atau boneka raksasa menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1940 sekaligus sebagai bentuk kreativitas generasi muda di daerah itu.
"Parade ogoh-ogoh kali ini melibatkan sebanyak 21 buah sebagai bentuk kreativitas generasi muda menyambut Hari Raya Nyepi," kata Bendesa Adat Tegalalang, Kabupaten Gianyar Made Jaya Kesuma saat ditemui di Tegalalang, Kamis malam.
Menurut dia, parade yang digelar setiap tahun secara berkesinambungan itu tersebut agak berbeda dibanding daerah lain yang biasanya sehari sebelum Hari Raya Nyepi. "Biasanya desa lain parade ogoh-ogoh sehari sebelum Hari Raya Nyepi, tetapi di Tegalalang lebih awal hanya untuk menghargai kreativitas generasi muda," ujarnya.
Selanjutnya untuk sehari sebelum Hari Raya Nyepi di Tegalalang dilakukan upacara "Pecaruan" sebagai bentuk persembahan untuk mengusir roh jahat agar tidak mengganggu warga dan pelaksanaan Nyepi bisa berjalan dengan lancar dan damai.
Sementara Erwin Widiasa, salah seorang warga Desa Tegalalang mengatakan bahwa kegiatan pawai ogoh-ogoh memang sengaja digelar lebih awal dibanding daerah lain.
"Memang pawai di sini lebih awal sehingga bisa menjadi tontotan bagi warga dan sekaligus menarik wisatawan datang ke Tegalalang untuk melihat ogoh-ogoh," ujarnya.
Menurut dia, ogoh-ogoh yang ditampilkan selalu berbeda-beda dan inovatif sehingga pengunjung yang datang menyaksikan tidak merasa bosan.
Sementara itu, Edward salah seorang wisatawan asal Jerman mengaku senang melihat pawai ogoh-ogoh tersebut. "Pawai ini adalah ritual yang sangat menarik dan unik," ujarnya. (WDY)
Video oleh Wira Suryantala
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Parade ogoh-ogoh kali ini melibatkan sebanyak 21 buah sebagai bentuk kreativitas generasi muda menyambut Hari Raya Nyepi," kata Bendesa Adat Tegalalang, Kabupaten Gianyar Made Jaya Kesuma saat ditemui di Tegalalang, Kamis malam.
Menurut dia, parade yang digelar setiap tahun secara berkesinambungan itu tersebut agak berbeda dibanding daerah lain yang biasanya sehari sebelum Hari Raya Nyepi. "Biasanya desa lain parade ogoh-ogoh sehari sebelum Hari Raya Nyepi, tetapi di Tegalalang lebih awal hanya untuk menghargai kreativitas generasi muda," ujarnya.
Selanjutnya untuk sehari sebelum Hari Raya Nyepi di Tegalalang dilakukan upacara "Pecaruan" sebagai bentuk persembahan untuk mengusir roh jahat agar tidak mengganggu warga dan pelaksanaan Nyepi bisa berjalan dengan lancar dan damai.
Sementara Erwin Widiasa, salah seorang warga Desa Tegalalang mengatakan bahwa kegiatan pawai ogoh-ogoh memang sengaja digelar lebih awal dibanding daerah lain.
"Memang pawai di sini lebih awal sehingga bisa menjadi tontotan bagi warga dan sekaligus menarik wisatawan datang ke Tegalalang untuk melihat ogoh-ogoh," ujarnya.
Menurut dia, ogoh-ogoh yang ditampilkan selalu berbeda-beda dan inovatif sehingga pengunjung yang datang menyaksikan tidak merasa bosan.
Sementara itu, Edward salah seorang wisatawan asal Jerman mengaku senang melihat pawai ogoh-ogoh tersebut. "Pawai ini adalah ritual yang sangat menarik dan unik," ujarnya. (WDY)
Video oleh Wira Suryantala
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018