Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengapresiasi dipilihnya daerah itu sebagai tempat berdirinya Pusat Arbitrase dan Mediasi Internasional yang menunjukkan semakin menambah deretan kepercayaan dunia pada Bali.
"Ini merupakan bentuk kepercayaan dunia internasional kepada Bali. Berdasarkan pengalaman, vibrasi, kenyamanan dan keamanan Pulau Bali memang cocok untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan," kata Pastika saat menerima pengurus "Bali International Mediation and Arbitration Center" (BIMAC), di Denpasar, Kamis.
Mantan Kapolda Bali itu berharap dengan keberadaan Pusat Arbitrase dan Mediasi Internasional ini akan membuat citra Bali di mata internasional bertambah baik.
"Bali selama ini sudah banyak mendapatkan kepercayaan menjadi tuan rumah konferensi internasional dan menjadi rumah bagi organisasi internasional," ujar Pastika.
Sementara itu, Presiden BIMAC Naz Juman Gulinazaer mengatakan pemilihan Bali sebagai tempat penyelesaian masalah arbitrase dan mediasi merupakan kesepakatan dari para pendiri yang berasal dari berbagai negara.
Tentunya, dia berharap, pemerintah memberikan dukungan terhadap keberadaan organisasi ini. Menurutnya BIMAC sudah memiliki "tagline" yang berbunyi "Find Resolution and Paradise".
"Sudah banyak arbitrator internasional yang menyatakan berminat bergabung bersama kami tapi kami harus melakukan seleksi agar mendapatkan yang terbaik," katanya.
Salah satu pendiri BIMAC, Prof Dr Ida Bagus Rahmadi Supancana mengatakan kelahiran BIMAC merupakan ide dari beberapa arbitrator internasional yang di antaranya berbasis di Jerman, Hong Kong, Malaysia dan Indonesia. BIMAC akan berfokus menyelesaikan sengketa hukum yang bertaraf internasional.
Hadir pula dalam kesempatan itu, pendiri BIMAC yang juga akademisi dari Universitas Udayana Prof Dr Ida Bagus Wyasa Putra, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Bali dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Ini merupakan bentuk kepercayaan dunia internasional kepada Bali. Berdasarkan pengalaman, vibrasi, kenyamanan dan keamanan Pulau Bali memang cocok untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan," kata Pastika saat menerima pengurus "Bali International Mediation and Arbitration Center" (BIMAC), di Denpasar, Kamis.
Mantan Kapolda Bali itu berharap dengan keberadaan Pusat Arbitrase dan Mediasi Internasional ini akan membuat citra Bali di mata internasional bertambah baik.
"Bali selama ini sudah banyak mendapatkan kepercayaan menjadi tuan rumah konferensi internasional dan menjadi rumah bagi organisasi internasional," ujar Pastika.
Sementara itu, Presiden BIMAC Naz Juman Gulinazaer mengatakan pemilihan Bali sebagai tempat penyelesaian masalah arbitrase dan mediasi merupakan kesepakatan dari para pendiri yang berasal dari berbagai negara.
Tentunya, dia berharap, pemerintah memberikan dukungan terhadap keberadaan organisasi ini. Menurutnya BIMAC sudah memiliki "tagline" yang berbunyi "Find Resolution and Paradise".
"Sudah banyak arbitrator internasional yang menyatakan berminat bergabung bersama kami tapi kami harus melakukan seleksi agar mendapatkan yang terbaik," katanya.
Salah satu pendiri BIMAC, Prof Dr Ida Bagus Rahmadi Supancana mengatakan kelahiran BIMAC merupakan ide dari beberapa arbitrator internasional yang di antaranya berbasis di Jerman, Hong Kong, Malaysia dan Indonesia. BIMAC akan berfokus menyelesaikan sengketa hukum yang bertaraf internasional.
Hadir pula dalam kesempatan itu, pendiri BIMAC yang juga akademisi dari Universitas Udayana Prof Dr Ida Bagus Wyasa Putra, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Bali dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018