Kuta (Antaranews Bali) - Kepolisian Sektor Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, menemukan korban meninggal di dalam kamar kos Nomor 168, Jalan Raya Uluwatu, Blok Kuning 7, Gang Bhuana Sari, Jimbaran, namun tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
"Korban diketahui bernama Hendrik Setiawan (46) yang meninggal karena sakit," kata Kapolsek Kuta Selatan Kompol I Nengah Patrem didampingi Kanit Reskrim Polsek Kuta Selatan Iptu HA. Muh Nurul Yaqin di Kuta Selatan, Rabu.
Penemuan jenazah pria pada Selasa (12/3) lalu itu, berkat laporan masyarakat dan petugas langsung melakukan olelah tempat kejadian perkara (TKP) di dalam kamar kosnya yang dibantu tim identifikasi Polresta Denpasar dan BPBD Badung.
Ia menegaskan, dari hasil pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) dari saksi keluarga korban menerangkan bahwa korban selama ini memang memiliki riwayat sakit asma dan gangguan saluran empedu.
"Setelah dilakukan olah TKP selanjutnya jenazah dibawa ke RSUP Sanglah dengan menggunakan mobil ambulans BPBD Badung guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.
Menurut keterangan sejumlah saksi yakni I Ketut Sanda yang merupakan rekan korban pada salah satu restoran ternama di Badung selatan itu, mengatakan korban yang seharusnya bekerja Sabtu (10/3) justru tidak bekerja tanpa alasan yang jelas.
Pada Minggu (11/3), rekan-rekan korban di Department FB kembali menghubungi korban melalui pesan singkat "whatsapp" dan telepon, namun tetap tidak ada jawaban, sehingga diputuskan mencari kembali pada hari Senin (12/3).
Namun hasilnya tetap sama, sehingga muncul kecurigaan terhadap korban sehingga dari hasil pencarian akhirnya korban diketahui tinggal di kamar kos 168, Jalan Raya Uluwatu, Gang Bhuana Sari Jimbaran.
Setelah didatangi di kamar korban tercium bau busuk dan banyak lalat dan akhirnya bersama staf penginapan membuka pintu kamar korban dan korban ditemukan sudah meninggal di dalam kamar dengan posisi telungkup tanpa memakai baju.
Hal senada diungkapkan saksi Johanes Sandhi Pratomo bahwa belakangan ini korban sering mengeluhkan sakit pada perutnya, karena korban memang selama ini ternyata memiliki riwayat sakit asma dan gangguan empedu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Korban diketahui bernama Hendrik Setiawan (46) yang meninggal karena sakit," kata Kapolsek Kuta Selatan Kompol I Nengah Patrem didampingi Kanit Reskrim Polsek Kuta Selatan Iptu HA. Muh Nurul Yaqin di Kuta Selatan, Rabu.
Penemuan jenazah pria pada Selasa (12/3) lalu itu, berkat laporan masyarakat dan petugas langsung melakukan olelah tempat kejadian perkara (TKP) di dalam kamar kosnya yang dibantu tim identifikasi Polresta Denpasar dan BPBD Badung.
Ia menegaskan, dari hasil pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) dari saksi keluarga korban menerangkan bahwa korban selama ini memang memiliki riwayat sakit asma dan gangguan saluran empedu.
"Setelah dilakukan olah TKP selanjutnya jenazah dibawa ke RSUP Sanglah dengan menggunakan mobil ambulans BPBD Badung guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.
Menurut keterangan sejumlah saksi yakni I Ketut Sanda yang merupakan rekan korban pada salah satu restoran ternama di Badung selatan itu, mengatakan korban yang seharusnya bekerja Sabtu (10/3) justru tidak bekerja tanpa alasan yang jelas.
Pada Minggu (11/3), rekan-rekan korban di Department FB kembali menghubungi korban melalui pesan singkat "whatsapp" dan telepon, namun tetap tidak ada jawaban, sehingga diputuskan mencari kembali pada hari Senin (12/3).
Namun hasilnya tetap sama, sehingga muncul kecurigaan terhadap korban sehingga dari hasil pencarian akhirnya korban diketahui tinggal di kamar kos 168, Jalan Raya Uluwatu, Gang Bhuana Sari Jimbaran.
Setelah didatangi di kamar korban tercium bau busuk dan banyak lalat dan akhirnya bersama staf penginapan membuka pintu kamar korban dan korban ditemukan sudah meninggal di dalam kamar dengan posisi telungkup tanpa memakai baju.
Hal senada diungkapkan saksi Johanes Sandhi Pratomo bahwa belakangan ini korban sering mengeluhkan sakit pada perutnya, karena korban memang selama ini ternyata memiliki riwayat sakit asma dan gangguan empedu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018