Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Bali, mengumumkan hasil penilaian dari 182 "Ogoh-Ogoh" yang masuk nominasi sebanyak 32 unit, dan berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar masing-masing Rp10 juta.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Bagus Mataram di Denpasar, Senin, mengatakan ke-182 "Ogoh-Ogoh" atau boneka raksasa yang menyeramkan tersebut berasal dari Kecamatan Denpasar Utara sebanyak 48 unit, Kecamatan Denpasar Timur (58), Denpasar Selatan (38) dan Denpasar Barat (38).
Penilaian dilakukan sesuai dengan persyaratan, mulai dari tahapan pendaftaran hingga pengumuman. Masing-masing kecamatan ada delapan nominasi "Ogoh-Ogoh".
Bagus Mataram mengatakan "Ogoh-Ogoh" yang telah dinilai tim juri adalah mulai dari pengerjaan hingga bahan-bahan yang digunakan harus ramah lingkungan.
"Dinas Kebudayaan Kota Denpasar hanya melakukan penilaian saja. Setelah itu sepenuhnya serangkaian `malam pangerupukan` diserahkan kepada desa adat setempat untuk dilakukan arak-arakan sehari menjelang perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1940," ujarnya.
Bagus Mataram mengharapkan kepada "sekaa" atau kelompok pemuda yang membuat boneka raksasa yang belum masuk nominasi agar tetap semangat berkarya. "Jadi `Ogoh-Ogoh` yang belum masuk nominasi tersebut agar tidak mematahkan semangat berkreasi. Masih ada kesempatan pada tahun mendatang. Tujuan dari pembuatan boneka raksasa tersebut adalah sebagai upaya pelestrian budaya Bali," ucapnya.
Bagus Mataram juga mengimbau kepada peserta pawai "Ogoh-Ogoh" untuk tidak mengkonsumsi minuman keras dan alkohol sebelum atau saat mengarak. Selain itu, kami menekankan agar selesai diarak "Ogoh-Ogoh" tidak diletakkan di jalan raya.
"Karena perayaan Hari Suci Nyepi bertepatan dengan Hari Suci Saraswati, maka ketertiban perlu dijaga, salah satunya dengan tidak meletakkan `Ogoh-Ogoh` di pinggir jalan, dan diharapkan langsung dibakar (pralina)," ucapnya.
Berdasarkan data resmi Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, adapun peraih delapan besar, yakni Kecamatan Denpasar Utara, Banjar Dualang dengan nilai 91, Banjar Sedana Merta (90,25), Mertagangga (89,375), Banjar Binoh Kelod (88,75), Banjar Ambengan (88,375), Banjar Tengah Ubung (87,25), Banjar Wangaya Klod (85,87), Banjar Gerenceng (84,62).
Begitu juga Kecamatan Denpasar Barat, yakni Banjar Abian Tegal (84,87), Banjar Alangkajeng Menak (83), Banjar Jematang (82,25), Banjar Suci (80,75), Banjar Tegal Agung (79), Banjar Pekandelan (78,87), Banjar Celagigendong (77,62) dan Banjar Gelogor (76,25). Kecamatan Denpasar Selatan, yakni Banjar Belong Sanur (84,62), Banjar Ambengan (83,25), Banjar Gelogor Carik (82,62), Banjar Gaduh (82,25), Banjar Pegok (80,75), Banjar Lantang Bejuh (80,5), Banjar Gulingan (79.87), Banjar Panti (79,50).
Sedangkan Kecamatan Denpasar Timur, yaitu Banjar Abiankapas Klod (84,42), Banjar Tegal Kuwalon (83), Banjar Peken (82,28), Banjar Kalah Penatih (81,85), Banjar Meranggi (81,71), Banjar Yangbatu Kauh (81), Banjar Cerancam (80,71) dan Banjar Sima (79,85). Sementara itu, anggota Sekaa Teruna (ST) Eka Dharma Canti, Banjar Yangbatu Kauh, Komang Ari Waraspati mengatakan bahwa berdasarkan hasil penilaian dewan juri, "Ogoh-Ogoh karya ST Eka Dharma Canti berhasil meraih peringkat enam untuk Kecamatan Denpasar Timur.
Kendati demikian, kata dia, hal ini tidak serta merta harus disikapi secara berlebihan, melainkan terus berupaya berkreasi untuk mempertahankan prestasi. Selain itu, pihaknya turut mengapresiasi Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebudayaan yang secara berkesinambungan terus melaksanakan lomba "Ogoh-Ogoh".
"Bukan juara yang terpenting, melainkan bagaimana kami tetap berkreasi untuk mempertahankan seni dan budaya Bali, yang menang jangan terlalu berlebihan, dan yang belum beruntung masih ada waktu tahun depan untuk tetap berkreasi dan berinovasi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Bagus Mataram di Denpasar, Senin, mengatakan ke-182 "Ogoh-Ogoh" atau boneka raksasa yang menyeramkan tersebut berasal dari Kecamatan Denpasar Utara sebanyak 48 unit, Kecamatan Denpasar Timur (58), Denpasar Selatan (38) dan Denpasar Barat (38).
Penilaian dilakukan sesuai dengan persyaratan, mulai dari tahapan pendaftaran hingga pengumuman. Masing-masing kecamatan ada delapan nominasi "Ogoh-Ogoh".
Bagus Mataram mengatakan "Ogoh-Ogoh" yang telah dinilai tim juri adalah mulai dari pengerjaan hingga bahan-bahan yang digunakan harus ramah lingkungan.
"Dinas Kebudayaan Kota Denpasar hanya melakukan penilaian saja. Setelah itu sepenuhnya serangkaian `malam pangerupukan` diserahkan kepada desa adat setempat untuk dilakukan arak-arakan sehari menjelang perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1940," ujarnya.
Bagus Mataram mengharapkan kepada "sekaa" atau kelompok pemuda yang membuat boneka raksasa yang belum masuk nominasi agar tetap semangat berkarya. "Jadi `Ogoh-Ogoh` yang belum masuk nominasi tersebut agar tidak mematahkan semangat berkreasi. Masih ada kesempatan pada tahun mendatang. Tujuan dari pembuatan boneka raksasa tersebut adalah sebagai upaya pelestrian budaya Bali," ucapnya.
Bagus Mataram juga mengimbau kepada peserta pawai "Ogoh-Ogoh" untuk tidak mengkonsumsi minuman keras dan alkohol sebelum atau saat mengarak. Selain itu, kami menekankan agar selesai diarak "Ogoh-Ogoh" tidak diletakkan di jalan raya.
"Karena perayaan Hari Suci Nyepi bertepatan dengan Hari Suci Saraswati, maka ketertiban perlu dijaga, salah satunya dengan tidak meletakkan `Ogoh-Ogoh` di pinggir jalan, dan diharapkan langsung dibakar (pralina)," ucapnya.
Berdasarkan data resmi Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, adapun peraih delapan besar, yakni Kecamatan Denpasar Utara, Banjar Dualang dengan nilai 91, Banjar Sedana Merta (90,25), Mertagangga (89,375), Banjar Binoh Kelod (88,75), Banjar Ambengan (88,375), Banjar Tengah Ubung (87,25), Banjar Wangaya Klod (85,87), Banjar Gerenceng (84,62).
Begitu juga Kecamatan Denpasar Barat, yakni Banjar Abian Tegal (84,87), Banjar Alangkajeng Menak (83), Banjar Jematang (82,25), Banjar Suci (80,75), Banjar Tegal Agung (79), Banjar Pekandelan (78,87), Banjar Celagigendong (77,62) dan Banjar Gelogor (76,25). Kecamatan Denpasar Selatan, yakni Banjar Belong Sanur (84,62), Banjar Ambengan (83,25), Banjar Gelogor Carik (82,62), Banjar Gaduh (82,25), Banjar Pegok (80,75), Banjar Lantang Bejuh (80,5), Banjar Gulingan (79.87), Banjar Panti (79,50).
Sedangkan Kecamatan Denpasar Timur, yaitu Banjar Abiankapas Klod (84,42), Banjar Tegal Kuwalon (83), Banjar Peken (82,28), Banjar Kalah Penatih (81,85), Banjar Meranggi (81,71), Banjar Yangbatu Kauh (81), Banjar Cerancam (80,71) dan Banjar Sima (79,85). Sementara itu, anggota Sekaa Teruna (ST) Eka Dharma Canti, Banjar Yangbatu Kauh, Komang Ari Waraspati mengatakan bahwa berdasarkan hasil penilaian dewan juri, "Ogoh-Ogoh karya ST Eka Dharma Canti berhasil meraih peringkat enam untuk Kecamatan Denpasar Timur.
Kendati demikian, kata dia, hal ini tidak serta merta harus disikapi secara berlebihan, melainkan terus berupaya berkreasi untuk mempertahankan prestasi. Selain itu, pihaknya turut mengapresiasi Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebudayaan yang secara berkesinambungan terus melaksanakan lomba "Ogoh-Ogoh".
"Bukan juara yang terpenting, melainkan bagaimana kami tetap berkreasi untuk mempertahankan seni dan budaya Bali, yang menang jangan terlalu berlebihan, dan yang belum beruntung masih ada waktu tahun depan untuk tetap berkreasi dan berinovasi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018