Denpasar (Antaranews Bali) - Panitia pelaksana "Bali Beyond and Travel Fair" (BBTF) 2018 mengundang penjual atau "seller" yang merupakan agen perjalanan wisata mancanegara untuk berpartisipasi dalam ajang bisnis pariwisata tahunan itu.
Ketua Panitia BBTF 2018 Ketut Ardana di Denpasar, Jumat, menjelaskan hingga saat ini sudah ada beberapa pelaku pariwisata dari empat negara yang berminat yakni Thailand, Myanmar, Kamboja dan Kota Dubai Uni Emirat Arab (UAE).
Menurut dia, pelaku pariwisata dari Thailand yang paling bersemangat untuk ikut bertransaksi dalam ajang bisnis yang digelar sejak tahun 2014 itu. Hingga saat ini, lanjut dia, sudah ada 10 agen perjalanan wisata dari negeri gajah putih itu yang berminat menjadi "seller" di BBTF tahun ini.
"Selain menjadi `seller` mereka juga sekaligus menjadi `buyer` (pembeli) sehingga ini kesempatan bagus bagi pelaku pariwisata dalam negeri untuk menawarkan paket wisatanya," ucapnya Ardana yang juga Ketua Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali itu.
Dia mengungkapkan penjual dari mancanegara itu juga mengharapkan adanya respon yang besar dari pembeli Tanah Air untuk mendatangkan turis ke negara tersebut.
Ardana mengatakan adanya pelaku pariwisata dari sejumlah negara itu untuk pertama kalinya di BBTF juga sekaligus menjawab tantangan Menteri Pariwisata Arief Yahya yang meminta agar "seller" asing juga harus terlibat.
Para pelaku bisnis pariwisata yang terlibat dalam BBTF merupakan pembeli dan penjual yang berasal dari hotel, restoran, atraksi wisata, kapal pesiar, penyelenggara acara konferensi (MICE), operator perjalanan wisata, vila, spa, badan pariwisata, serta industri pariwisata lainnya.
Penjual dalam BBTF merupakan pelaku bisnis dan badan pariwisata dari sejumlah provinsi di Tanah Air yang menjual paket wisata serta akomodasi dan kebutuhan wisatawan selama liburan di suatu destinasi yang ditawarkan kepada pembeli atau pelaku bisnis dari mancanegara.
Itu artinya apabila negara lain berpartisipasi menjadi penjual maka mereka juga akan "menjual" potensi pariwisata di negara asalnya melalui ajang tersebut.
Namun dengan mengundang penjual dari negara lain, lanjut Ardana, bukan berarti menjadi pesaing bagi Indonesia karena mereka juga bisa menjadi pembeli.
Selain itu, para penjual asing tersebut datang berwisata ke Indonesia sehingga juga memberikan devisa bagi negara dan transaksi yang bisa dilaksanakan di Tanah Air menjadikan pertimbangan untuk mengundang penjual internasional.
BBTF tahun ini digelar pada pertengahan Juni 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) yang ditargetkan dihadiri sekitar 275 "buyer" dan 225 "seller". (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Ketua Panitia BBTF 2018 Ketut Ardana di Denpasar, Jumat, menjelaskan hingga saat ini sudah ada beberapa pelaku pariwisata dari empat negara yang berminat yakni Thailand, Myanmar, Kamboja dan Kota Dubai Uni Emirat Arab (UAE).
Menurut dia, pelaku pariwisata dari Thailand yang paling bersemangat untuk ikut bertransaksi dalam ajang bisnis yang digelar sejak tahun 2014 itu. Hingga saat ini, lanjut dia, sudah ada 10 agen perjalanan wisata dari negeri gajah putih itu yang berminat menjadi "seller" di BBTF tahun ini.
"Selain menjadi `seller` mereka juga sekaligus menjadi `buyer` (pembeli) sehingga ini kesempatan bagus bagi pelaku pariwisata dalam negeri untuk menawarkan paket wisatanya," ucapnya Ardana yang juga Ketua Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali itu.
Dia mengungkapkan penjual dari mancanegara itu juga mengharapkan adanya respon yang besar dari pembeli Tanah Air untuk mendatangkan turis ke negara tersebut.
Ardana mengatakan adanya pelaku pariwisata dari sejumlah negara itu untuk pertama kalinya di BBTF juga sekaligus menjawab tantangan Menteri Pariwisata Arief Yahya yang meminta agar "seller" asing juga harus terlibat.
Para pelaku bisnis pariwisata yang terlibat dalam BBTF merupakan pembeli dan penjual yang berasal dari hotel, restoran, atraksi wisata, kapal pesiar, penyelenggara acara konferensi (MICE), operator perjalanan wisata, vila, spa, badan pariwisata, serta industri pariwisata lainnya.
Penjual dalam BBTF merupakan pelaku bisnis dan badan pariwisata dari sejumlah provinsi di Tanah Air yang menjual paket wisata serta akomodasi dan kebutuhan wisatawan selama liburan di suatu destinasi yang ditawarkan kepada pembeli atau pelaku bisnis dari mancanegara.
Itu artinya apabila negara lain berpartisipasi menjadi penjual maka mereka juga akan "menjual" potensi pariwisata di negara asalnya melalui ajang tersebut.
Namun dengan mengundang penjual dari negara lain, lanjut Ardana, bukan berarti menjadi pesaing bagi Indonesia karena mereka juga bisa menjadi pembeli.
Selain itu, para penjual asing tersebut datang berwisata ke Indonesia sehingga juga memberikan devisa bagi negara dan transaksi yang bisa dilaksanakan di Tanah Air menjadikan pertimbangan untuk mengundang penjual internasional.
BBTF tahun ini digelar pada pertengahan Juni 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) yang ditargetkan dihadiri sekitar 275 "buyer" dan 225 "seller". (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018