Denpasar (Antaranews Bali) - Kepolisian Daerah Bali bersama Pemerintah Inggris menggelar simulasi penanganan teroris di laut yang dilakukan di Pelabuhan Tanjung Benoa, Kota Denpasar guna mencegah terjadinya gangguan keamanan kepada wisatawan dan penumpang kapal laut setempat.

"Latihan kali ini sedikit berbeda dimana prosedur simulasinya dilakukan secara semi alami dan banyak koreksi yang kami akan lakukan kepada anggota," kata Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus R. Golose usai acara simulai di Pelabuhan Tanjung Benoa, Kamis.

Ia mengatakan, kegiatan simulasi ini dalam rangka mencegah aksi terorisme saat berlangsungnya kegiatan IMF-WB yang akan dilakukan di Bali dalam waktu dekat dan sebelumnya juga telah melakukan simulasi penanganan teroris di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali pada 17 November 2017.

Kegiatan ini sangat bagus untuk melatih kemampuan anggota dan pertama kalinya dilakukan di pelabuhan, karena teroris tidak memandang tempat untuk melakukan aksi terornya.

"Saya mengingatkan kembali, untuk penanganan aksi terorisme ini harus berdasarkan hukum dan harus berbasis human raid," katanya.

Perbedaan saat simulasi di Bandara Ngurah Rai Bali adalah telah dibuat skenarionya, namun untuk simulasi kali ini di Tanjung Benoa dilakukan secara semi alami atau berjalan otomatis sesuai dengan apa yang harus dilakukan.

Dalam kegiatan simulasi ini, pihaknya juga melibatkan jajaran BPBD Bali, Dinas Pemadam Kebakaran dan mengerahkan anggota Unit Jibom Polda Bali, Tim Kinai, Sabara, DVI, Satbrimob, Polair dan Polresta dan segenap pemangku kepentingan dalam kegiatan simulasi ini.

"Walaupun kegiatan simulasi ini dilakukan secara semi alami (live), dapat dilihat bagaimana kesiapan masing-masing institusi yang telah melakukan sesuai SOP untuk penanganan," katanya.

Namun, dalam acara simulasi ini ada beberapa koreksi yang perlu dilakukan seperti, petugas ambulans hendaknya menolong korban yang mengalami luka-luka terlebih dahulu, agar tidak meninggal dunia.

"Karena tidak ada yang mengatur skenarionya dan berjalan secara alami, maka ini juga menjadi koreksi kami. Saya juga koreksi untuk pasukan anti teror dari Brimob Polda Bali tidak melakukan negosiasi dan langsung melakukan eksekusi. Ini merupakan koreksi ke dalam dari saya," katanya.

Pihaknya menegaskan, sesuai undang-undang hendaknya anggota anti teror ini negosiasi, kalau tidak bisa negosiasi dapat meminta teroris untuk menyerahkan diri. "Ini hal-hal yang harus diikuti dan untuk tim pendukung lainnya yang ikut melakukan latihan kali ini juga sangat luar biasa," katanya. (WDY)

Pewarta: I Made Surya

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018