Gianyar (Antara Bali) - Wisatawan asing yang berkunjung ke kampung seni Ubud, Kabupaten Gianyar selama Juli 2011 meningkat 60 persen, menjadi sekitar 4.000 wisman.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten Gianyar, Dewa Arimbawa, Senin mengatakan, peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun manca negara menjadikan jalan-jalan di Ubud diwarnai dengan kemacetan.

"Sampai saat ini, solusi mengatasi kemacetan itu belum ada," katanya.

Sementara pihak Pemerintah Kabupaten Gianyar sudah berusaha keras untuk mengatasi kemacetan itu dan salah satu langkah lagi yang akan dilakukan adalah memperbaiki kondisi Pasar Ubud dalam waktu dekat ini.

"Dana sudah disediakan, dan tinggal tunggu waktu perbaikan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Gianyar, I Nyoman Nuadi seraya menambahkan bahkan saat ini sudah dibentuk panitia perbaikan pasar.

Khusus untuk pemanfaatan Lapangan Astina, Ubud untuk mengatasi kemacetan dengan menyulap lapangan itu sebagai lahan parkir bawah tanah, Nuadi mengaku, pihak PU belum sampai membahas ke arah sana. "Kalau wacana kami dengar, soal pembahasan belum," ujarnya.

Sementara itu peristiwa bentrok yang melibatkan warga Desa Songan, Kecamatan Kintamani, dengan warga Banjar Kawan, Kota Bangli, yang terjadi pekan lalu tidak berpengaruh pada jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terutama ke kawasan Kintamani.

"Kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara di pusat wisata Penelokan tidak terpengaruh. Kondisi ini cukup melegakan pengusaha wisata di kawasan Kintamani," kata Ketua BPC PHRI Kabupaten Bangli I Ketut Putranata.

Sebelumnya para pengusaha itu mengaku cukup khawatir dengan dampak ikutan yang diakibatkan peristiwa bentrokan antar warga beda banjar tersebut.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011