Denpasar (Antaranews Bali) - Direktur Pemberdayaan Industri Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi Septriana Tangkary mengatakan dalam era globalisasi mahasiswa dan masyarakat dituntut menguasai teknologi informasi.

"Seluruh mahasiswa dan masyarakat harus menguasai teknologi dalam menghadapi persaingan global, karena itu harus belajar komputer," kata Septriyana Tangkary saat memberi kuliah umum di STMIK Primaraka Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan mahasiswa yang menekuni bidang teknologi sudah saatnya menjadi calon pemimpin dari ekonomi digital yang berkembang pesat saat ini. Salah satunya di STIMIK Primakara ini sebagai kampus pertama di Indonesia yang menghsilkan "techno-preneurship dan enterpreneuship".

Saat ini sudah ada sinergisitas antara akademisi khususnya sekolah program dan komputer dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi, maka keduanya akan saling melengkapi dan Kominfo hanya pelancar dan penggerak ekonomi digital secara nasional.

"Mahasiswa yang kuliah di STIMIK ini adalah calon pemimpin, menggerakan ekonomi kerakyatan, dan sebagai tulang punggung Indonesia digital, menghasilkan solusi yang menyelesaikan masalah," ujarnya.

Selama ini sudah ada beberapa program yang diperkenalkan antara lain `Program Medical". Para medis (perawat) bisa datang ke rumah dengan aplikasi. Pelayanan yang prima, cepat, dan khusus. Perawat yang ada di sekitar rumah akan menemukan pesanan (order) lewat aplikasi sehingga warga tidak perlu ke rumah sakit, tidak perlu antre di rumah sakit dan sebagainya.

"Perawat yang datang dengan memberikan pelayanan khusus, membawakan obat sesuai dengan pesanan klien. STIMIK sudah berkolaborasi dengan teman-teman kesehatan," ujarnya.

Kedua, menawarkan program "start up", memberikan solusi bagi orang lain dan meningkatkan taraf hidup sendiri. Solusi yang harusnya susah tetapi kalau digerakan bersama maka akan sangat mudah. Pada saat KKN, mahasiswa bisa mendampingi petani, nelayan, dan UKM.

Dikatakan, Indonesia adalah negara yang kaya dengan hasil pertanian. Bila didampingi dengan sentuhan teknologi, didukung pemerintah, maka ini ada peningkatan ekonomi digital yang besar. Banyak UKM yang tidak punya akun, tidak punya email, tidak punya website, bagaimana mungkin mereka bisa memasarkan produknya secara berjaringan (online).

"Disinilah peran mahasiswa komputer di Indonesia untuk memelopori, mendampingi, membangun jaringan dan sebagainya. Dengan aplikasi yang ada maka mata rantai yang panjang diputus, penghasilan petani peningkat, harga akan semakin mahal yang diterima petani," ucapnya.

Data terakhir dari Asosiasi Pengusaha Jaringan Internet (APJI) menunjukkan bahwa sudah 230 juta orang Indonesia yang menggunakan internet. Dengan adanya internet aan mempermudah usaha. Ekonomi kerakyatan berbasis digital akan bertumbuh, mata rantai perdagangan akan putus.

Ekonomi kerakyatan berbasis digital ada empat, yakni program start up nasional, program satu juta petani dan nelayan, program domain Id serta UKM.

"Semua bisa digerakan, dijual secara online, mulai dari barang mewah dan sampai pembelian batako misaknyaj. Dari Bali sudah 29 orang yang masuk program start up nasional dari berbagai pekerjaan," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Primakara Denpasar I Made Artana mengatakan saat ini Indonesia kekurangan programer. Untuk itu Menkominfo menggelar "Code Your Future" di Kampus STIMIK Primakara bertujuan untuk memotivasi anak-anak muda belajar code, belajar jadi programer.

Ia mengatakan di Bali ada ratusan "programer start up". Hal tersebut harus ditingkatkan karena mereka akan sangat mudah mencari pekerjaan, menghasilkan uang yang banyak. Programer itu keahlian yang sangat mahal karena di Bali sendiri banyak perusahan "start up".

"Di Bali ada banyak programer start up dan kalau di Indonesia sangat banyak, puluhan ribu. Kampus IT di Indonesia sangat banyak, setiap tahun meluluskan puluhan ribu tetapi hanya sedikit orang yang menjadi programer. Sebetulnya kita bisa melahirkan banyak programer. STIMIK Primakara adalah satu-satunya kampus di Indonesia yang pendirinya adalah programer," ujarnya. (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018