Jakarta (Antaranews) - Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Meidyatama Suryodiningrat berpendapat bahwa semua bisnis industri media saat ini sedang mencari bentuk terbaiknya.
"Belum ada 'pakem' media secara umum untuk bisnis media, semua masih mencari bentuknya," kata Meidyatama dalam forum diskusi "BUMN Marketeers Club" di Ruang Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan pada era keterbukaan informasi yang beriringan dengan berkembangnya teknologi saat ini, industri media masih dibutuhkan dalam berbagai hal, hanya saja bentuknya sudah bertransformasi pada bentuk bermacam-macam.
Jika dihitung secara matematis, rata-rata bisnis media pada saat ini paling tinggi pendapatan iklan hanyalah sebesar 60 persen, sedangkan 40 persen pemasukan lainnya dari sirkulasi pelanggan, misalkan media cetak.
Pola seperti itu akan berbeda-beda pada tiap karakter media masing-masing, karena besar kemungkinan persentase akan berubah sesuai ciri khas media, namun hal yang pasti adalah inovasi marketing harus diutamakan dalam menghadapi zaman.
"Kita sedang menghadapi zaman dimana perubahan bisa terjadi begitu cepat, bahkan ketika era itu masih terjadi, perubahan lainnya sudah menunggu, apalagi platform media," katanya.
Oleh karena itu, ia sudah mempersiapkan Kantor Berita Antara untuk mampu bersinergi dengan bentuk bisnis lainnya, sehingga tidak hanya mengandalkan pemasukan dari iklan atau berjualan konten berita.
Kedepannya, berbagai bentuk teknologi lain sudah diserap adaptif oleh Kantor Berita Antara untuk dijadikan sebagai bentuk diversifikasi bentuk bisnis, tidak hanya sebagai industri media namun penyedia layanan digital seperti "big data".
Baca juga: Pempelred Sosialisasikan "Revitalisasi Redaksi" di Antara Biro Bali
"Konvergensi adalah hal yang tidak bisa dihindari, sedangkan integrasi layanan adalah bentuk inovasi yang dilakukan, dengan begitu saya yakin media tidak akan mati atau kalah oleh zaman," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Belum ada 'pakem' media secara umum untuk bisnis media, semua masih mencari bentuknya," kata Meidyatama dalam forum diskusi "BUMN Marketeers Club" di Ruang Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan pada era keterbukaan informasi yang beriringan dengan berkembangnya teknologi saat ini, industri media masih dibutuhkan dalam berbagai hal, hanya saja bentuknya sudah bertransformasi pada bentuk bermacam-macam.
Jika dihitung secara matematis, rata-rata bisnis media pada saat ini paling tinggi pendapatan iklan hanyalah sebesar 60 persen, sedangkan 40 persen pemasukan lainnya dari sirkulasi pelanggan, misalkan media cetak.
Pola seperti itu akan berbeda-beda pada tiap karakter media masing-masing, karena besar kemungkinan persentase akan berubah sesuai ciri khas media, namun hal yang pasti adalah inovasi marketing harus diutamakan dalam menghadapi zaman.
"Kita sedang menghadapi zaman dimana perubahan bisa terjadi begitu cepat, bahkan ketika era itu masih terjadi, perubahan lainnya sudah menunggu, apalagi platform media," katanya.
Oleh karena itu, ia sudah mempersiapkan Kantor Berita Antara untuk mampu bersinergi dengan bentuk bisnis lainnya, sehingga tidak hanya mengandalkan pemasukan dari iklan atau berjualan konten berita.
Kedepannya, berbagai bentuk teknologi lain sudah diserap adaptif oleh Kantor Berita Antara untuk dijadikan sebagai bentuk diversifikasi bentuk bisnis, tidak hanya sebagai industri media namun penyedia layanan digital seperti "big data".
Baca juga: Pempelred Sosialisasikan "Revitalisasi Redaksi" di Antara Biro Bali
"Konvergensi adalah hal yang tidak bisa dihindari, sedangkan integrasi layanan adalah bentuk inovasi yang dilakukan, dengan begitu saya yakin media tidak akan mati atau kalah oleh zaman," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018