Denpasar (Antaranews Bali) - Pewarta-karyawan LKBN Antara Biro Bali patut bersyukur karena menjadi biro pertama yang bertemu Pemimpin Pelaksana Pemberitaan/Redaksi (Pempelred) LKBN Antara Akhmad Munir yang baru menjabat pada 1 Februari 2018. Pertemuan itu sendiri berlangsung di Kuta, Bali, Selasa (20/2/2018) sore.

"Kebetulan, saya ada acara di Kuta, Bali, lalu saya pamit Pak Dirut (Direktur Utama LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat) dan beliau minta saya untuk menemui teman-teman Biro Bali," ucap Pak Munir kepada Kabiro LKBN Antara Bali Edy M Yakub per-telepon (17/2).

Dalam pertemuan yang dipandu Redaktur Senior LKBN Antara Biro Bali, Adi Lazuardi, itu, Pak Munir menyampaikan "Revitalisasi dan Penguatan Manajemen Redaksi" yang dilakukan sejak menjabat. "Revitalisasi dan Penguatan Redaksi itu dilakukan dengan proses presisi atau pengawalan. Selain presisi, juga akan dijalankan Konvergensi Sederhana dengan empat percontohan konvergensi, yakni Jatim, Bali, Sumbar, dan Biro Istana Kepresidenan," ujarnya.

Terkait presisi, presisi yang dimulai dari perencanaan (terjadwal atau tidak) hingga evaluasi itu dilakukan untuk tiga hal yakni isu, waktu, dan SDM.

"Presisi isu itu terkait adanya pengawalan (guidance) terhadap isu pemberitaan terkini yang akan dilakukan melalui penugasan oleh manajer/kabiro," katanya.

"Presisi waktu itu terkait waktu siar yang dapat dilakukan melalui waktu siar dari pewarta yakni maksimal 1 jam setelah kejadian/acara/liputan selesai, sekaligus waktu siar juga dipantau dari terlalu lamanya berita dalam meja sunting redaktur yang mengakibatkan waktu siar pun menjadi lama. Tidak hanya itu, pengawalan juga dilakukan melalui berita pagi yang berpotensi memiliki viewer tinggi untuk portal, lalu pengawalan berita tematik (PSO). Namun, Antara sebagai kantor berita juga memberi peluang berita non-PSO, karena berita non-PSO juga menjadi tugas kantor berita," ujarnya.

"Presisi SDM itu terkait adanya unsur ketaatan, ketepatan, kedisiplinan, dan multitasking, yang akan dilakukan melalui rapor redaktur oleh ombudsman yang akan melihat kinerja redaktur secara berkala. Selain redaktur, rapor pewarta juga akan dilakukan oleh manajer/kabiro melalui pelaporan produksi berita harian untuk portal dan VSAT, berita tematik, berita pagi, berita konvergensi, dan sebagainya," katanya.

Untuk mendukung itu semua, wartawan perlu memiliki kemampuan multitasking untuk mendukung konvergensi, lalu setiap bulan akan dipilih pewarta terbaik dan redaktur terbaik melalui laporan bulanan dari desk/manajer/biro.

Baca juga: Portal antaranews.com raih "Anugerah BNPB 2017"

Baca Juga: Video Tentang ANTARA Biro Bali

Dalam pertemuan dengan notulen Nyoman Aditya itu, teman-teman Antara Biro Bali juga menyampaikan beberapa masukan, diantaranya usulan "reward" berupa kredit poin untuk redaktur portal, usulan "reward" berupa kredit poin untuk wartawan konvergensi, usulan "punishment" berupa peringatan berkala untuk pewarta/redaktur sesuai rapor yang ada, usulan "reward" berupa insentif untuk kontributor/koresponden (non-organik), dan sebagainya.

"Jadi, presisi/pengawalan akan diberlakukan dengan sistem reward dan punishment yang bentuknya akan ada nota dinas untuk itu," kata Pak Munir yang juga mengapresiasi rapor "viewer" portal yang dilakukan Biro Bali dan nantinya akan dikembangkannya, mengingat Kominfo juga ingin tahu "viewer" untuk berita-berita PSO.

Kepada Kabiro Bali, Pak Munir menyampaikan apresiasi terhadap SOP yang dibuat Biro Bali, karena SOP itu akan mendorong garis koordinasi dalam presisi/pengawalan menjadi lebih efektif, bahkan Pak Munir juga menyarankan Biro Bali menambahkan SOP dengan sistem presisi untuk Redaktur dan Marketing. (*)

Pewarta: ANTARA News Bali

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018