Gianyar (Antaranews Bali) - Populasi ternak sapi di Kabupaten Gianyar, Bali hingga akhir tahun 2017 sekitar 45.000 ekor, tapi sapi produktif berusia dua hingga delapan tahun sekitar 17.000 ekor sentranya di daerah lebih tinggi seperti di Payangan, Tegalalang, dan Tampak Siring.

"Dari populasi sapi ternak produktif sebanyak 17.000 ekor, target sapi indukan wajib bunting atau siwak itu sekitar 10.080 ekor. Dari situ ditargetkan pemeriksaan kebuntingan sebanyak 8.400 ekor, dan saat ini sudah tercapai sekitar 80 persen," kata Kadis Pertanian Gianyar I Made Raka, di Gianyar, Kamis.

Kemudian, lanjut Made Raka, dari pemeriksaan kebuntingan (PKB) 8.400 ekor, ditargetkan kelahiran sapi sebanyak 6.800 ekor, saat ini sudah tercapai 70 persen atau sekitar 4.760 ekor sapi lahir, ujar dia lagi.

Kadis Pertanian Gianyar itu menjelaskan bahwa para peternak sapi di daerah ini juga merupakan petani. "Mereka mendapatkan pakan ternak dari rumput gajah di pematang sawah. Jadi, sekarang pematang sawah itu tumbuh lebat rumput gajah yang menjadi pakan ternak," katanya pula.

Selain sapi, hewan ternak yang berkembang di kabupaten itu adalah babi dan bebek.

"Para petani di sini biasanya memelihara sapi, babi, dan bebek walaupun dalam skala kecil. Babi, makanannya berasal dari sisa-sisa dapur, sehingga biaya produksi murah dan tidak tergantung pada pakan ternak hasil pabrikan. Sementara bebek biasanya mencari makan dari sisa-sisa pertanian," kata dia pula.

Penjualan hasil ternaknya, para petani biasanya menjual pada saat kegiatan atau upacara keagamaan dengan permintaan tinggi, bahkan kewalahan memenuhi permintaan pasar, sehingga harga jual ternaknya juga tinggi.

"Peternakan pola tradisional ini lebih kuat dari gempuran gejolak pasar," katanya lagi. (WDY)

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018