Denpasar (Antaranews Bali) - Pasaran Singapura menyerap paling banyak aneka jenis perhiasan atau permata yang diekspor dari Bali yakni mencapai 30,96 persen dari total nilai ekspor sebesar 5,299 juta dolar AS selama Desember 2017.
Serapan ekspor perhiasan Bali berikutnya pasar Amerika Serikat 30,05 persen, Thailand 12,86 persen, China 2,95 persen, Jepang 0,06 persen dan Australia 2,45 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Dikatakan, berbagai jenis perhiasan untuk wanita hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Pulau Dewata itu juga diserap pasaran Hong Kong 2,77 persen, Taiwan 0,02 persen, Jerman 7.38 persen, Perancis 0,25 persen.
Sisanya 10,26 persen diserap berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena aneka jenis perhiasan dari bahan baku emas dan perak itu sangat diminari masyarakat internasional, karena mempunyai daya tarik tersendri, disamping harganya yang sangat terjangkau.
Adi Nugroho menambahkan, Bali mengekspor aneka jenis perhiasan (permata) hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin yang umumnya dari Desa Celuk, Kabupaten Gianyar sebesar 5,299 juta dolar AS selama bulan Desember 2017, turun 1,01 juta dolar AS atau 27,57 persen dibanding bulan sebelumnya (November 2017) yang tercatat 7,31 juta dolar AS.
Namun dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya perolehan devisa itu meningkat 1,18 juta dolar AS atau 3,57 persen, karena pengapalan hasil kerajinan pada bulan November 2016 hanya tercatat 5,11 juta dolar AS, ujar Adi Nugroho.
Adi Nugroho menjelaskan, ekspor aneka jenis perhiasan tersebut antara lain berupa cincin, kalung, aneka jenis cendera mata menyerupai bunga-bungaan dari bahan baku emas untuk perhiasan kepala bagi wanita serta sumpel perhiasan telinga bagi wanita.
Nilai ekspor perhiasan tersebut tidak termasuk hasil penjualan aneka jenis perhiasan yang dibeli langsung oleh wisatawan mancanegara maupun nusantara ketika mengunjungi sentra kerajinan aneka jenis perhiasan di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar, 15 km timur Denpasar yang berada dalam satu jalur menuju objek-objek wisata ke Bali timur.
Sebagian besar masyarakat Desa Celuk, Kabupaten Gianyar menggeluti usaha kerajinan perhiasan dari bahan baku perak dan emas. Industri rumah tangga tersebut memerlukan pengalaman dan keterampilan khusus, yang umumnya diwarisi masyarakat setempat secara turun temurun. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Serapan ekspor perhiasan Bali berikutnya pasar Amerika Serikat 30,05 persen, Thailand 12,86 persen, China 2,95 persen, Jepang 0,06 persen dan Australia 2,45 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Dikatakan, berbagai jenis perhiasan untuk wanita hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Pulau Dewata itu juga diserap pasaran Hong Kong 2,77 persen, Taiwan 0,02 persen, Jerman 7.38 persen, Perancis 0,25 persen.
Sisanya 10,26 persen diserap berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena aneka jenis perhiasan dari bahan baku emas dan perak itu sangat diminari masyarakat internasional, karena mempunyai daya tarik tersendri, disamping harganya yang sangat terjangkau.
Adi Nugroho menambahkan, Bali mengekspor aneka jenis perhiasan (permata) hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin yang umumnya dari Desa Celuk, Kabupaten Gianyar sebesar 5,299 juta dolar AS selama bulan Desember 2017, turun 1,01 juta dolar AS atau 27,57 persen dibanding bulan sebelumnya (November 2017) yang tercatat 7,31 juta dolar AS.
Namun dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya perolehan devisa itu meningkat 1,18 juta dolar AS atau 3,57 persen, karena pengapalan hasil kerajinan pada bulan November 2016 hanya tercatat 5,11 juta dolar AS, ujar Adi Nugroho.
Adi Nugroho menjelaskan, ekspor aneka jenis perhiasan tersebut antara lain berupa cincin, kalung, aneka jenis cendera mata menyerupai bunga-bungaan dari bahan baku emas untuk perhiasan kepala bagi wanita serta sumpel perhiasan telinga bagi wanita.
Nilai ekspor perhiasan tersebut tidak termasuk hasil penjualan aneka jenis perhiasan yang dibeli langsung oleh wisatawan mancanegara maupun nusantara ketika mengunjungi sentra kerajinan aneka jenis perhiasan di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar, 15 km timur Denpasar yang berada dalam satu jalur menuju objek-objek wisata ke Bali timur.
Sebagian besar masyarakat Desa Celuk, Kabupaten Gianyar menggeluti usaha kerajinan perhiasan dari bahan baku perak dan emas. Industri rumah tangga tersebut memerlukan pengalaman dan keterampilan khusus, yang umumnya diwarisi masyarakat setempat secara turun temurun. (WDY)
Editor : Nyoman Budhiana
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018